Ngeri! Mayat Pria Ini Bau Busuk dan Kaku Seperti Batu Coran, Azab Pelaku Pesugihan

- 20 Juli 2023, 19:00 WIB
ilustrasi jenazah
ilustrasi jenazah /pixabay

MAPAY BANDUNG - Demi menutup hutang yang sudah jatuh tempo, seorang pria mengambil jalan pintas dengan cara pesugihan demi mendapatkan uang dengan instan.

Iming-iming hanya dengan tumbal nyawa orang lain, tapi kenyataannya harus tumbalkan nyawa seorang bayi, bahkan nyawa sendiri dijaminkan kepada sang jin yang terikat perjanjian.

Kisah nyata ini dialami oleh Yuli dan temannya Didin - buka nama sebenarnya, seorang pria asal Kudus yang menceritakan kisahnya di kanal Youtube Malam Mencekam.

Kejadian ini terjadi pada tahun 2015, ketika Yuli menolong temannya yang sedang kesulitan karena terlilit hutang dan menyarankan untuk uang bibit atau uang balik.

Baca Juga: Bandung Lagi Dingin, Cobain Deh Bikin Sop Ayam Kuah Medok ala Ade Koerniawan, Ini Resepnya

Pada 2015 dia kenal dengan seorang teman bernama Didin yang pekerjaannya sebagai driver online, setiap hari mereka sering bertemu di tempat nongkrong.

Setiap hari juga mereka sering berkeluh kesah tentang masalah masing-masing.Temannya ini berkeluh kesah bahwa dia terlilit hutang dengan leasing.

Pada suatu malam, Didin meminta saran dan masukan kepada Yuli agar bisa melunasi hutang hutangnya.

Yuli pun teringat pada seorang teman asal Madura, yang temannya ini sukses karena sebuah ritual yang diadakan disebuah gunung yang berada di Jawa Timur, dan Yuli memberi tahu tentang ritual tersebut.

Tak perlu pikir panjang, Didin pun berminat dengan ritual tersebut dan mereka sepakat menentukan hari untuk mencari informasi tentang ritual yang berada di Gunung Pegat.

Hari yang ditentukan pun tiba, dan mereka berangkat dari Kudus ke Lamongan. Sesampainya di Lamongan mereka bertanya kepada warga perihal juru kunci Gunung Pegat.

Baca Juga: Mengenai Kegiatan PKKMB yang Dulu Disebut Ospek, Apa Bedanya?

Mereka pun tiba di rumah juru kunci Gunung Pegat dan bertemu dengannya. Tanpa pikir panjang Yuli angsung menanyakan perihal ritual tersebut kepada juru kunci.

Juru kunci tidak langsung memberi tahu karena merasa kasihan dengan akibat yang akan mereka alami jika mereka melakukan pesugihan tersebut.

Karena keteguhan Didin, akhirnya juru kunci pun angkat bicara tentang tata cara ritual tersebut, juru kunci juga mengatakan risiko-risiko dan hasil yang mereka dapatkan.

Ritual ini memerlukan tumbal tidak harus punya hubungan sedarah ataupun saudara, bisa menumbalkan orang lain tapi harus bayi laki-laki yang belum genap berusia 36 hari.

Mereka memutuskan untuk mengadopsi bayi yang berada di panti asuhan untuk dijadikan tumbal, namun hal itu membutuhkan biaya. Yuli menyarankan untuk menjual motor dan akhirnya motor itu terjual sekitar Rp12 jutaan.

Singkat cerita Didin berhasil mengadopsi bayi laki-laki berusia 21 hari di sebuah panti asuhan di daerah Ungaran seharga Rp7 juta.

Baca Juga: Penampilan Cakra Khan di America's Got Talent Dihentikan Simon Cowell, Lho Kenapa?

Mereka memutuskan untuk melakukan ritual setelah mendapatkan bayi yang akan dijadikan tumbal.

Namun, sesampainya mereka di rumah juru kunci pada sore hari, juru kunci mengatakan bahwa ritual hanya bisa dilakukan setelah dzuhur atau ketika matahari berada tepat diatas kepala.

Akhirnya diputuskanlah untuk melakukan ritual pada esok hari dan menginap di rumah juru kunci. Hal aneh mulai mereka alami, mulai dari mobil tiba-tiba mogok ketika ingin parkir di rumah juru kunci.

Dari menjelang maghrib sampai sebelum adzan subuh, bayi itu menangis tak berhenti, yang anehnya bayi tersebut dalam keadaan sehat. Ketika adzan subuh usai, bayi tersebut berhenti menangis.

Jam setengah 1 siang mereka diajak untuk naik ke gunung dengan membawa bayi, nampan bambu yang berisi ayam cemani, degan hijau, bunga-bungaan, kemenyan dan dupa.

Sesampainya di tempat ritual, Didin diarahkan untuk lakukan ritual, selama 30 menitan mereka mendengar suara gamelan dengan sindennya selama 15 menit.

Baca Juga: Suhu Dingin di Kota Bandung Capai 17 Derajat, Ini Pesan Ema Sumarna untuk Warga

Yuli mencium wangi melati keraton ketika ritual sedang berlangsung dan entah dari mana asalnya, ada sosok wanita menggunakan kebaya berdiri di tempat ritual. Tak lama, ia mendengar suara desisan ular yang usut punya usut suara desisan itu berasal dari wanita itu.

Setelah itu Yuli melihat dengan mata kepala sendiri bahwa baju kebaya yang dikenakan wanita tersebut jatuh ke tanah. Tiba tiba ular muncul sebesar pohon kelapa di hadapan mereka yang panjang nya sekitar 2-3 meteran, warnanya hitam ke abu-abuan.

Ular itu melilit tumbal yang telah disiapkan di atas batu, kemudian ular itu memakan sesajen dan memakan hidup-hidup bayi yang ditumbalkan, yang anehnya bayi tersebut diam.

Wanita yang tadi menghilang muncul kembali dimana ular tersebut berdiri yang anehnya wanita itu tidak berbicara sepatah katapun dan kemudian menjatuhkan daun pisang kering yang bertuliskan aksara jawa dan dibawalah oleh mereka ke tempat juru kunci.

Juru kunci pun mengatakan bahwa ritual tersebut telah berhasil, lalu mereka diberi tahu pantangan dan apa yang didapat. Pantangannya itu disuruh menjauhi hal yang berbau agama. Juru kunci juga mengatakan akibat jika pantangan ini dilanggar, namun tidak diketahui secara jelas apa yang akan dialami.

Baca Juga: Beli Rumah Bekas Pesugihan, Wanita Ini Diteror Sosok Hitam Besar! Merinding...

Untuk hasil yang didapat, ada banyak kemungkinan. Ketika bangun pertama kali dari tidur, jika itu uang yang berada dibawah bantal, disarankan untuk membelanjakannya ke warung. Jika itu emas jual lah di toko emas yang berbeda beda.

Ketika sampai di Kudus sekitar jam 5, Didin menelepon Yuli untuk mengabari bahwa yang didapat Didin adalah uang yang berjumlah 750 Ribu, dan memutuskan untuk membeli 5 karung semen. Yang anehnya uangnya utuh kembali dan kembaliannya masih ada.

Dicobalah di toko ke-2 dengan membeli 5 karung semen, anehnya uang tersebut tetap utuh, sampai-sampai mereka mendapatkan 20 karung semen dari toko bangunan yang berbeda-beda. Mereka membelanjakan uang tersebut untuk merenovasi di toko bangunan selama 5 hari.

Mereka pun berpisah untuk menjalani rutinitas masing-masing, waktu berjalan selama 6 bulan dengan aman. Tiba-tiba Yuli mendapatkan nasi kotak yang berisi undangan 1000 hari meninggalnya ibu Didin.

Yuli langsung teringat pantangan yang dikatakan juru kunci yaitu harus menjauhi hal yang berbau agama.

Baca Juga: Soal Pelatih Baru Persib, Manajemen Mengaku Sudah Kantongi Sejumlah Nama, Asing atau Lokal?

Usai acara pengajian tersebut, istri Didin menelpon Yuli jika Didin itu meninggal. Awalnya Yuli tak percaya dan kemudian memutuskan untuk pergi ke rumah Didin.

Setelah sampai, Yuli membuka penutup jenazah dan terkejut bahwa benar jika Didin itu meninggal. Keanehan mulai terjadi, jenazahnya berbau tidak enak, lalu tubuhnya kaku seperti batu cor.

Kondisi jenazah yang aneh ini merupakan akibat Didin melanggar pantangan pesugihan uang bibit, sehingga ia harus menerima konsekuensinya.*** (Fadhallah Rifqi Al Najma/JOB Training)

Ikuti berita MapayBandung.com lainnya di Google News.

Editor: Rian Firmansyah


Tags

Artikel Pilihan

Terkait

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah

x