Network
MAPAY BANDUNG - Ada banyak tradisi yang masih dipegang teguh oleh masyarakat Jawa ketika gerhana tiba, dan salah satu yang terkenal itu adalah ritual sego rogoh.
Baik gerhana bulan ataupun gerhana matahari, masyarakat Jawa akan menggelar ritual sego rogoh.
Namun, apa sebenarnya makna dari ritual sego rogoh yang diadakan setiap gerhana terjadi? Simak penjelasan selengkapnya berikut ini.
Baca Juga: Gampang Bikin di Rumah, Resep Ayam Bistik yang Krispi dan Enak Ala Chef Devina Hermawan
Sebagaimana dilansir MapayBandung.com dari NU Online, Jumat 4 November 2022, ritual sego rogoh merupakan tradisi liwetan orang Jawa.
Tak sedikit masyarakat Jawa yang masih melakukan ritual sego rogoh atau tradisi liwetan, yaitu memasak nasi beserta lauknya kemudian disantap beramai-ramai.
Tradisi ini masih kerap diterapkan hingga kini di beberapa desa di Jawa.
Baca Juga: Dianggap Berbelit dan Bohong, Jaksa Minta Hakim untuk Tetapkan ART Ferdy Sambo Jadi Tersangka
Ritual sego rogoh ini digelar dengan maksud untuk melindungi wanita hamil, yang bersamaan dengan terjadinya gerhana.
Bagi perempuan yang sedang mengandung, sebagian orang Jawa meyakini gerhana dapat berakibat fatal.
Janin dikhawatirkan lahir tidak sempurna. Sang calon ibu bahkan bisa saja meninggal dunia, apabila tidak diselamatkan dengan melakukan ritual.
Baca Juga: Klik cekbantuanstb.kominfo.go.id Segera Cek Penerima Set Top Box (STB) Gratis TV Digital
Baca Juga: Miris! Mabuk Miras di Jam Sekolah, Pelajar di Bandung Diamankan Satpol PP, 3 Diantaranya Perempuan
Oleh sebab itu, menurut kepercayaan, wanita hamil harus diungsikan ke tempat yang dianggap aman, misalnya masuk ke kolong tempat tidur.
Selain itu, ritual sego rogoh juga bermaksud agar wanita hamil dapat terhindar dari marabahaya yang hadir dari makhluk halus.***
