Konon, tujuan ritual tapabrata untuk mendapat kekayaan tak ternilai. Harta pesugihan Gunung Kawi berasal dari daun Dewandaru yang menurutnya berfungsi untuk melancarkan usaha.
“Setelah saya menyiapkan kamar tersebut, saya disuruh untuk menyiapkan ayam panca warna, kemenyan arab, candu, kopi hitam pahit, dan satu gelas air pahit, setelah itu saya diberikan sebuah mantra untuk diamalkan,” tuturnya.
“Setelah syarat dilaksanakan, setiap malam Jumat Wage bunda (penguasa Gunung Kawi) akan berkunjung ke kamar yang sudah saya siapkan dan para pengawalnya akan membawakan saya sekeranjang uang,” imbuhnya.
Lek Jan menambahkan jika uang gaib hasil pesugihan adalah uang asli yang dapat dibelanjakan. Ia pun mengaku dapat membeli kebun, membayar hutang bank, dan membeli kendaraan baru dari uang tersebut.
Selama perjanjian pesugihan berlangsung, Lek Jan diberikan uang beberapa kali dalam rentang satu tahun.
Perlu diingat jika semua pesugihan tidaklah bersifat cuma-cuma, praktik pesugihan Gunung Kawi dilakukan dengan membuat perjanjian yang tidak dapat dibatalkan atau diwakilkan.
Lek Jan menegaskap pada siapa saja yang ingin melakukan pesugihan sebaiknya membatalkan niat tersebut karena nyawa akan jadi tumbal.
“Ya tidak mungkin to mas, sudah melalui perjanjian, wong dalam pesugihan tersebut sudah melalui perjanjian juga dan sudah disumpah juga jadi enggak bisa mundur,” pungkasnya.***