Tradisi Tapa Bisu pada perayaan malam 1 Suro dapat dimaknai sebagai upacara untuk mawas diri, berkaca pada diri atas apa yang dilakoninya selama setahun penuh, menghadapi tahun baru di esok paginya.
Kembali pada tradisi saat malam 1 Suro di setiap daerah, ada dua daerah yang selalu menarik perhatian saat perayaan ini, di antaranya di Solo dan Yogyakarta.
Di Solo misalnya, perayaan malam 1 Suro terdapat hewan khas yang disebut kebo (kerbau) bule.
Kebo bule menjadi salah satu daya tarik bagi warga Solo yang menyaksikan perayaan malam 1 Suro, dan konon dianggap keramat oleh masyarakat setempat, yang biasa disebut dengan Kebo Bule Kyai Slamet.
Baca Juga: Ini 3 Cara Melatih Mental Burung Perkutut yang Penakut, Salah Satunya Sering Dipegang
Kerbau yang disebut Kebo Bule ini bukan sembarang kerbau, karena hewan ini termasuk pusaka penting milik keraton.
Dalam buku Babad Solo karya Raden Mas (RM) Said, leluhur Kebo Bule adalah hewan klangenan atau kesayangan Paku Buwono II, sejak istananya masih di Kartasura, atau sekitar 10 kilometer arah barat keraton yang sekarang.
Berbeda dengan perayaan di Solo, di Yogyakarta perayaan malam satu Suro biasanya selalu identik dengan membawa keris dan benda pusaka, sebagai bagian dari iring-iringan kirab.
Baca Juga: Gak Usah Repot Menjinakan Burung Perkutut, Tinggal Pilih Jenis Perkutut Ini, Langsung Jinak!
Para abdi dalem keraton, beberapa hasil kekayaan alam berupa gunungan tumpeng serta benda pusaka menjadi sajian khas, dalam iring-iringan kirab yang biasa dilakukan dalam tradisi malam 1 Suro.