Tata Cara Ziarah Kubur Usai Lebaran, 8 Hal Ini yang Harus Dilakukan Menurut Tradisi Kejawen

- 1 Mei 2022, 12:00 WIB
Ilustrasi.  Inilah tata cara ziarah kubur usai lebaran, ada 8 hal yang harus dilakukan menurut tradisi kejawen.
Ilustrasi. Inilah tata cara ziarah kubur usai lebaran, ada 8 hal yang harus dilakukan menurut tradisi kejawen. /ANTARA FOTO/Yulius Satria Wijaya/



MAPAY BANDUNG – Menurut kepercayaan kejawen, tradisi ziarah kubur yang dilakukan usai lebaran adalah bentuk akulturasi budaya antara kejawen dan Islam.

Seperti diketahui, ziarah kubur saat lebaran adalah tradisi mengunjungi makam dengan tujuan mendoakan ahli kubur dengan amalan-amalan tertentu.

Tak hanya usai lebaran, ziarah yang dilakukan kepada makam leluhur dapat dilakukan pada hari lainnya.

Tradisi kejawen mengungkap apabila tata cara ziarah kubur yang benar dilakukan, akan mengingatkan diri sendiri kepada alam akhirat.

Usai lebaran, setiap daerah memiliki tradisi yang berbeda terkait tata cara dan ritual ziarah, tak terkecuali masyarakat Jawa.

Baca Juga: Persiapan Lebaran, Yuk Belajar Ucapan Sungkem Bahasa Jawa Ini, Singkat dan Mudah

Dilansir MapayBandung.com dari kanal YouTube Spiritual 21 pada Sabtu 30 April 2022, berikut tata cara ziarah kubur usai lebaran menurut kepercayaan kejawen.

1. Ngirim Leluhur

Ngirim atau mengirim menurut kepercayaan kejawen bermakna mengirimkan doa dan bukan mengirimkan makanan atau persembahan.

“Kalau pun membawa makanan atau minuman itu bukan untuk orang yang meninggal, itu untuk orang yang berziarah,” tutur pemerhati supranatural Patih Nur Alam.

2. Ziarah pada tanggal tertentu

Tak hanya usai menjalankan sholat Id, masyarakat Jawa biasanya melakukan ziarah pada tanggal 15 hingga 30 pada kalender Jawa di bulan Ruwah.

Baca Juga: 6 Makanan Ini Wajib Dihindari Penderita Asam Urat Kata dr. Saddam Ismail, Walau Enak Semua

3. Mempersiapkan perbekalan

Menurut tradisi kejawen, ziarah kubur yang dilakukan usai lebaran harus menyiapkan beberapa perbekalan seperti wewangian dan anglo.

Nantinya anglo digunakan untuk membakar wewangian saat berada di pemakaman.

Anglo yang telah disiapkan akan ditinggalkan di sekitar makam dan tidak dibawa ke rumah.

“Baru setelah rusak dapat diganti yang baru,” tutur Patih Nur Alam.

4. Menyiapkan sekar

Tak hanya wewangian, saat melakukan ziarah sebaiknya peziarah menyiapkan sekar atau bunga.

“Sekar ini terdiri dari bunga mawar, kenanga, melati, kantil, dan satu lagi bunga telasih,” ucapnya.

Baca Juga: 6 Cara Berbakti Kepada Orangtua Sudah Meninggal, Salahsatunya Doa yang Tidak Terputus

5. Mengucap salam saat tiba di gerbang pemakaman

Saat peziarah tiba di gerbang pemakaman, diharuskan mengucapkan salam menurut kepercayaan masing-masing.

6. Membakar wewangian setelah tiba di depan makam

Setelah sampai di area pemakaman yang dituju, duduklah di dekat batu nisan kemudian memanjatkan doa sambil membakar wewangian.

Setelah selesai membaca doa untuk ahli kubur, peziarah membaca doa seperti Surah Al-Fatihah, Al-Ikhlas, serta Sholawat masing-masing sebanyak tiga kali.

7. Mengheningkan cipta

Setelah melakukan serangkaian doa, peziarah tidak langsung dapat pulang.

Tradisi kejawen mengharuskan para peziarah untuk diam sejenak sambil mengheningkan cipta sesuai niat masing-masing.

8. Menabur bunga

Usai mengheningkan cipta, rangkaian ziarah kubur saat lebaran selanjutnya yaitu menabur bunga di sekitar batu nisan makam.

“Kalau nisannya panjang dapat ditaruh di atas nisan, tetapi kalau kecil dapat ditabur di sekitarnya,” tutur Patih Nur Alam.***

Editor: Rian Firmansyah


Tags

Artikel Pilihan

Terkait

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah

x