Tradisi Ziarah Makam Leluhur Saat Lebaran, Begini Tata Cara Nyekar Menurut Tatanan Jawa

- 30 April 2022, 12:00 WIB
Ilustrasi ziarah kubur lebaran Idul Fitri 1443 H lengkap dengan doa dan dalil Al-Qur’an dan hadits shahih
Ilustrasi ziarah kubur lebaran Idul Fitri 1443 H lengkap dengan doa dan dalil Al-Qur’an dan hadits shahih /PR /Armin Abdul Jabbar/

MAPAY BANDUNG – Satu dari sekian tradisi masyarakat Jawa yang masih dilakukan hingga sekarang yaitu ziarah atau nyekar ke makam leluhur.

Menurut tatanan Jawa atau kejawen, tradisi nyekar makam leluhur saat lebaran idul fitri ini telah dilakukan sejak agama Islam masuk di Pulau Jawa.

Ziarah atau nyekar ke makam leluhur memiliki tata cara tersendiri yang harus dilakukan, hal ini terkait penghormatan kepada roh yang telah mendahului.

Baca Juga: Banyak Tikus Pertanda Sihir Masuk Rumah Kata Ustadz Faizar, Berikut 5 Binatang Pengantar Sihir yang Bikin Geli

Mbah Ji, pakar kejawen mengungkap jika ziarah atau nyekar ke makam leluhur biasanya dilakukan seusai lebaran atau sholat Idul Fitri.

Lantas bagaimana tradisi ziarah makam leluhur menurut tatanan Jawa dilakukan?

“Menurut orang Jawa, seperti adat biasanya harus melakukan ‘uluk salam’ (mengucap salam) saat menginjak masuk pintu gerbang makam,” ucap Mbah Ji seperti dilansir MapayBandung.com dari kanal YouTube Viper Kediri pada Jumat 29 April 2022.

Baca Juga: Tampil Cantik Bersinar Saat Lebaran, Inilah Cara Mudah Buka Aura Hanya dengan Mandi

Salam yang dilakukan masyarakat Jawa saat memasuki makam tidak jauh berbeda dari salam pada umumnya.

“Assalamualaikum wa’alaikumsalam, biyen ana ngembanane’ ratu, biyen lali saiki eling, elinge maring badan rohaniku dadi teguh rahayu slamet saking kuasana Allah,” ucap Mbah Ji.

Setelah mengucapkan salam, dilanjutkan dengan melepas alas kaki saat tiba di area makam leluhur.

Menurut Mbah Ji, melepas alas kaki adalah sopan santun dari ajaran kejawen ketika sowan kepada leluhur atau roh suci.

Baca Juga: Inilah Cara Mengembalikan Santet Tingkat Tinggi Sekalipun Kepada Pengirimnya Hanya dengan Media Garam

“Makam itu adalah tempat yang suci dan hal tersebut merupakan tatanan Jawa apabila orang bertamu harus seperti itu,” tuturnya.

Tradisi kejawen lainnya mengungkap jika peziarah dapat membakar aroma harum dari kayu atau benda padat lain.

Kebiasaan menggunakan wewangian tersebut sesuai dengan sunah yang diperintahkan Nabi.

“Tidak harus memakai zafaron, misik, atau kasturi, siapa saja yang memakai wewangian termasuk sunah,” ujarnya.

Baca Juga: Terungkap! dr. Saddam Ismail Beberkan Cara Ampuh Atasi Sakit Kepala di Rumah, Begini Caranya

Tak hanya wewangian, nyekar makam leluhur yang dilakukan masyarakat Jawa biasanya dilakukan dengan membawa sekar atau bunga tabur.

Sekar ini biasa disebut dengan sekar telon yang terdiri dari berbagai macam bunga seperti mawar, kenanga, serta bunga jenis lain.

Kemudian dilanjutkan dengan membaca doa saat menaburkan bunga kepada makam leluhur.

“Cara yang biasa dilakukan yaitu membaca surah Alfatihah, Qulhu (Al-Ikhlas), Al-Falaq, dan An-Nas, ditambah zikir lebih baik,” ucap Mbah Ji.

Baca Juga: Sering Ditemukan Saat Lebaran, Bunga Ini Mampu Mengundang Makhluk Halus ke Dalam Rumah, Bukan Melati!

Setelah membaca doa kepada leluhur, keluarga, dan ditutup dengan zikir, tradisi kejawen Jawa mengharuskan berpamitan dengan cara yang baik pula.

Caranya dengan merendahkan badan, jinjit sambil sedikit jongkok, kemudia bergerak perlahan ke arah belakang, dan berdiri.***

Editor: Asep Yusuf Anshori


Tags

Artikel Pilihan

Terkait

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah