“Assalamualaikum wa’alaikumsalam, biyen ana ngembanane’ ratu, biyen lali saiki eling, elinge maring badan rohaniku dadi teguh rahayu slamet saking kuasana Allah,” ucap Mbah Ji.
Setelah mengucapkan salam, dilanjutkan dengan melepas alas kaki saat tiba di area makam leluhur.
Menurut Mbah Ji, melepas alas kaki adalah sopan santun dari ajaran kejawen ketika sowan kepada leluhur atau roh suci.
“Makam itu adalah tempat yang suci dan hal tersebut merupakan tatanan Jawa apabila orang bertamu harus seperti itu,” tuturnya.
Tradisi kejawen lainnya mengungkap jika peziarah dapat membakar aroma harum dari kayu atau benda padat lain.
Kebiasaan menggunakan wewangian tersebut sesuai dengan sunah yang diperintahkan Nabi.
“Tidak harus memakai zafaron, misik, atau kasturi, siapa saja yang memakai wewangian termasuk sunah,” ujarnya.
Baca Juga: Terungkap! dr. Saddam Ismail Beberkan Cara Ampuh Atasi Sakit Kepala di Rumah, Begini Caranya
Tak hanya wewangian, nyekar makam leluhur yang dilakukan masyarakat Jawa biasanya dilakukan dengan membawa sekar atau bunga tabur.