Caranya, dengan mengumpulkan para perempuan dan laki-laki dari seluruh daerah.
“Mereka merayakan itu dengan mengumpulkan seluruh perempuan dan laki-laki,” lanjut Sang Ustadz.
Setelah dikumpulkan, perempuan akan menuliskan namanya, lalu disimpan pada sebuah gentong, mirip adegan undian.
Setelah itu, laki-laki akan mengambil kertas, dan membuka nama perempuan tersebut.
Baca Juga: Bahan Makanan 1 Ini Bisa Jadi Resep Andalan untuk Memperbaiki Asam Lambung Kata dr. Zaidul Akbar
Maka, perempuan itulah yang akan menemaninya sepanjang malam, untuk melakukan hubungan terlarang.
“Maka nama yang akan didapatkan itu, akan menemani selama satu malam, untuk melakukan hubungan berbahaya,” tegasnya.
Tradisi ini terus berlanjut hingga Romawi meresmikannya sebagai perayaan tahunan.
“Tahun 496, Romawi mengambil agama kristen sebagau agama negara, lalu meresmikan tradisi tersebut sebagai perayaan gereja,” ungkap Ustadz Felix.