Tak Hanya Gamelan, Ini Peninggalan Sejarah Sunan Kalijaga di Kampung Jawa Sekatul Kendal

- 5 Februari 2022, 15:00 WIB
5 ajaran sunan kalijaga
5 ajaran sunan kalijaga /YouTube Kang Sudiro

MAPAY BANDUNG – Di kampung Jawa Sekatul, Kendal, Jawa Tengah, ternyata tersimpan gamelan peninggalan Sunan Kalijaga yang digunakan dalam syiar Islam.

Sunan Kalijaga terkenal karena sosoknya yang karismatik dan piawai memainkan gamelan.

Kampung Jawa Sekatul berada di Desa Margosari, 34 kilometer arah selatan Kota Semarang.

Walaupun lokasinya yang dekat dengan ibu kota Jawa Tengah, Kampung Jawa Sekatul berlokasi di kaki Gunung Ungaran.

Menurut penelusuran pemilik lokasi Kampung Jawa Sekatul, gamelan peninggalan Sunan Kalijaga ini didapat setelah melakukan penelusuran sejarah dan yang ada.

“Jadi intinya, gamelan milik Sunan Kalijaga tersebut berasal dari Dalang Joko yang berasal dari Mojosongo (Surakarta),” kata Pak Wangsit seperti dilansir MapayBandung.com dari kanal YouTube Keluarga Arif Com pada Sabtu 5 Februari 2022.

Baca Juga: Menuai Azab! Derita Pemuja Pesugihan Gunung Kawi, Seperti Ini Kondisi Badan Jelang Sakaratul Maut

Saat ditanyakan kepada Dalang Joko, gamelan tersebut merupakan warisan dari Majasto dan berasal dari pengusaha tenun Jawa yang berasal dari Tawangsari, Sukoharjo.

Selain itu, wayang kulit peninggalan Sunan Kalijaga berasal dari Mpu Dono yang berasal dari tempat yang sama dengan set gamelan berasal.

Pak Wangsit juga menambahkan, keluarga Majasto mendapatkan gamelan ini dari Mpu Tasripin, salahsatu keluarga dari Sunan Kalijaga yang berasal dari Lasem, Rembang, Jawa Tengah.

Secara fisik, logam gamelan tersebut lebih tebal dibanding gamelan pada umumnya.

Gamelan yang berada di Kampung Jawa Sekatul berjumlah satu set lengkap beserta pelog dan salendro.

“Asal-usul gamelan yang dianggap sebagai gamelan Sunan kalijaga ini dibuat sekitar abad ke 16 atau pada saat awal pemerintahan kerajaan Demak Bintoro,” ucap Pak Wangsit.

Baca Juga: Kenali Tumbuhan 1 Ini, Punya Khasiat Cegah Keguguran hingga Sehatkan Kandungan Bumil Kata dr. Zaidul Akbar

Menurut catatan sejarah, saat itu sedang terjadi peralihan dari sistem pemerintahan dan budaya di Majapahit yang bercorak Hindu-Budha ke arah Islam.

“Nah pada awalnya, agam Islam tidak diperkenankan secara tiba-tiba masuk kepada masyaratakat yang beragama Hindu. Di sana ada proses yang sangat panjang,” tuturnya.

Sunan Kalijaga seperti diketahui bersama adalah putra dari seorang Tumenggung Wilwatikta yang berasal dari Tuban yang merupakan bangsawan asal Jawa.

Hingga Akhirnya Sunan Kalijaga tertarik mempelajari Islam setelah bertemu dengan Sunan Bonang dan dia mengikuti dakwah yang dilakukannya.

Namun secara adat budaya, Sunan Kalijaga masih mempertahankan kebudayaan Jawa sebagai budaya leluhurnya.

Baca Juga: Cabuli Anak di Bawah Umur, Satpam Rumah Sakit di Bandung Ditangkap Polisi

Sehingga pola pengajaran Sunan Kalijaga dalam mengajarkan Islam itu sangat menyentuh masyarakat bawah.

Bersamaan dengan peninggalan gamelan yang diduga berasal dari Sunan Kalijaga, di tempat tersebut juga terdapat wayang kulit peninggalan kerajaan Majapahit.

Wayang yang terbuat dari kulit sapi tersebut masih tampak utuh. Motif pahatan kulit wayang tersebut lebih detail dibanding wayang kulit saat ini.

Pak Wangsit juga menuturkan, set gamelan beserta wayang kulit di Keraton Amarta Bumi atau Kampung Jawa Sekatul ini hanya dibunyikan untuk acara ruwatan saja dan pada fenomena tertentu yang terjadi di nusantara.

“Ruwatannya juga tidak sering, hanya pada hari tertentu saja seperti pada kejadian pagebluk (pandemi) dulu,” tandasnya.***

Editor: Rian Firmansyah


Tags

Artikel Pilihan

Terkait

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah

x