Network
MAPAY BANDUNG – Kisah mistis Gunung Semeru sepertinya tidak akan habis untuk diperbincangkan.
Sebelum erupsi terjadi, Sukidi bersama rekan-rekannya sempat melihat penampakan kereta kerajaan dari arah puncak Mahameru.
Sabtu 4 Desember 2021, sudah beberapa hari gunung tertinggi di pulau Jawa ini diguyur hujan deras.
Hari itu sama seperti hari sebelumnya. Aktivitas warga berjalan normal seperti biasa.
Diceritakan, Sukidi bersama rekan-rekannya tinggal tidak jauh dari area yang terdampak erupsi Gunung Semeru.
Ketika sedang bekerja, dari kejauhan Sukidi melihat rombongan kereta kencana kerajaan.
Penampakan kereta tersebut lengkap dengan para pengawal dan warga yang membawa obor.
Dilansir MapayBandung.com dari kanal YouTube Garda Warta, Senin 13 Desember 2021, setelah mereka semua melihat kereta kencana yang menjauh dari puncak Mahameru, tiba-tiba wedhus gembel berwarna hitam pekat turun dari Gunung Semeru.
Kejadian ini sangat cepat, asap tebal pekat dan awan panas keluar dari gunung yang membuat langit berubah gelap.
Baca Juga: Setop Sekarang Juga! 10 Kebiasaan Ini Tanpa Disadari Dapat Merusak Ginjal Kata dr. Ema
Sukidi ingat betul, saat itu pukul 15.00 WIB, suasana sudah berubah seperti magrib.
Warga berlarian sambil mengumandangkan takbir.
Begitu pun Sukidi bersama 8 rekannya yang harus mencari tempat aman.
Mereka semua bergegas menuju lereng gunung untuk menyelamatkan diri.
Selama dua jam, langit gelap dan abu vulkanik turun dari langit.
Saat mencoba menyelamatkan diri, dari kejauhan Sukidi melihat wedhus gembel atau awan panas menghampiri mereka.
Sekuat tenaga mereka semua menyelamatkan diri, namun 7 rekannya tewas karena menghirup debu vulkanik dan tubuh mereka harus merasakan panas yang luar biasa dari wedhus gembel.
Baca Juga: Ridwan Kamil Kunjungi Balai Kota Bandung, Minta ASN Mencontoh Mendiang Mang Oded
Panas sekali, seperti air mendidih kata Sukidi.
Saat mencoba berlari lebih jauh, Sukidi terjebak debu vulkanik dan tubuhnya terbenam hingga pinggang.
Beruntung, awan panas tidak mengenai dirinya dan Sukidi dapat selamat tanpa luka yang berarti.
Dari 8 rekan Sukidi, hanya satu yang berhasil menyelamatkan diri walaupun harus dilarikan ke rumah sakit untuk mendapat perawatan intensif.
Walaupun harus kehilangan 7 sahabatnya, Sukidi bersyukur karena dirinya masih diberikan keselamatan oleh Tuhan.***
