Episode 5 Racket Boys Tak Sesuai Kenyataan, Legenda Badminton Korea Selatan Pernah Sanjung Indonesia

21 Juni 2021, 13:04 WIB
Legenda badminton Korea Selatan, Lee Yong-dae saat berbincang dengan Hansol di Youtube Korea Reomit. Lee Yong-dae menyanjung badminton Indonesia dari mulai prestasi, sampai penonton yang ramah. Hal ini kontradiktif dengan cerita episode 5 drakor Racket Boys./ Tangkapan layar Youtube Korea Reomit /

MAPAY BANDUNG - Sejak awal penayangan, Racket Boys sudah mendapat sambutan yang hangat dari pecinta Drama Korea (Drakor) di Indonesia.

Racket Boys yang disutradarai oleh Cho Young-kwang berkisah tentang sebuah tim badminton di sekolah menengah Haenam yang dianggap gagal berprestasi.

Tapi sayangnya, pada saat episode ke 5 Racket Boys yang diceritakan sedang bermain di Jakarta, ada adegan percakapan yang menyinggung terkait fasilitas hotel dan kelakukan buruk penonton di Indonesia.

Baca Juga: Kasus Racket Boys Masuk Berita Korea, TV yang Tayangkan Drakor Itu Juga Dihujat Netizen Korea

Sebelum drakor Racket Boys muncul, ada salah satu atlet badminton Korea Selatan yang selalu dielu-elukan oleh penonton Indonesia ketika tampil di Istora Senayan, yaitu Lee Yong-dae.

Lee Yong-dae adalah pemain bulu tangkis ganda timnas Korea Selatan kelahiran 11 September 1988.

Dalam karirnya, Lee Yong-dae pernah berpasangan dengan Lee Hyo-jung untuk ganda campuran, Jung Jae-Sung untuk ganda putra, dan Yoo Yeon-seong.

Dalam wawancaranya bersama Jang Hansol di kanal Youtube Korea Reomit yang diunggah pada November 2019, Lee Yong-dae sangat mengagumi badminton Indonesia yang mempunyai prestasi luar biasa di dunia.

Lee Yong-dae juga memuji penonton Indonesia yang ramah dengan fans perempuan yang cantik-cantik dan pernah ingin tinggal di Indonesia.

“Sebagai seorang atlet bulutangkis selama 20 tahun, saya pernah ingin tinggal di Indonesia. Indonesia itu kan ramah, orang-orangnya itu saya suka, saya juga tidak masalah sama makanan Indonesia, fansnya juga banyak yang cantik cantik”. Ujar Lee Yong-dae dikutip MapayBandung.com dari Youtube Korea Reomit.

Baca Juga: DPRD Kota Bandung Minta Camat yang Keluyuran ke Luar Kota Diberi Sanksi Tegas

Kekaguman Lee Yong-dae terhadap bulu tangkis Indonesia juga bukan soal pendukung Indonesia yang ramah dan cantik-cantik, tapi Lee Yong-dae juga menyoroti terkait perbedaan pelatih di Indonesia dan di Korea Selatan.

Menurut Lee Yong-dae, trainer di Korea Selatan keras-keras, jika salah satu pemain belum bisa melakukan skill tertentu, pelatih Korea Selatan terus menyuruh pemain tersebut untuk mendalami skill tersebut.

Tapi kalau di Indonesia, mereka akan menjelaskan alasannya dengan baik, misalnya kalau defense-nya kurang, pelatih Indonesia akan menjelaskan terkait posisi kaki yang salah, swing yang salah.

“Pelatih Indonesia akan memberikan training lebih detail lagi. Pelatih Indonesia akan menunggu dengan sabar sampai si atlet tersebut bisa. Dengan gaya coaching (pelatihan) seperti itu, membuat atlet-atlet Indonesia menjadi tenang dan tidak tergesa-gesa,” tegas Lee Yong-dae.

Baca Juga: Garut Darurat Covid, Bupat Minta Kantor Kecamatan Standby 24 Jam

Lee Yong-dae juga menilai, Indonesia seperti sudah memiliki metode dasar yang dijadikan patokan untuk melatih badminton dari dasar, misalnya setelah pemain-pemain hebat pensiun, maka ada generasi baru yang mengikuti jejak tersebut.

Lee juga menyanjung para pelatih Indonesia yang memiliki sistem pengembangan terbaik untuk badminton di dunia dimana banyak pelatih asal Indonesia yang menyebar ke seluruh dunia, seperti di Korea, Jepang dan Malaysia.

Jadi pertanyaanya, apakah tim penulis Racket Boys sudah melakukan penelitian yang baik dengan penonton, fasilitas hotel atau tempat bertanding di Indonesia? Anda sendiri yang menilainya.***

Editor: Rian Firmansyah

Tags

Terkini

Terpopuler