Sindrom Stevens Johnson terbilang penyakit langka dan dapat mengancam jiwa tidak diobati dan ditangani dengan serius.
Gejala khas Sindrom Stevens Johnson adalah ruam berbentuk bulat hingga terlihat selaput lendir. Dalam banyak kasus, penederita akan mengalami gejala lain sebelum ruam muncul.
Seringkali gejala awal penyakit ini adalah demam disertai dengan sakit tenggorokan, batuk, mata merah, sakit kepala, rinitis, hingga nyeri otot.
Lebih lanjut ruam berebentuk bercak merah muda atau lebih gelap di bagian tengahnya akan mulai terlihat. Ruam biasanya dimulai di bagian wajah dan dada sebelum menyebar ke selaput seperti bibir, lidah, hingga tenggorokan.
Di beberapa bagian tubuh lainnya, ruam akan terbuka dan lapisan terluar kulit akan mati dan mengelupas dengan sendirinya.
Sementara itu beberapa ahli telah menjelaskan bahwa kombinasi obat-obatan yang tidak cocok serta dan infeksi dapat menyebabkan penyakit mematikan ini. Sementara dalam beberapa kasus, pemicunya tidak pernah diidentifikasi.
Obat-obatan yang biasa digunakan untuk mengobati penyakit Sindrom Stevens Johnson antara lain: Obat antikonvulsan seperti lamotrigin, karbamazepin, fenitoin, dan fenobarbiton. Antibiotik seperti penisilin, sefalosporin, kuinolon, dan minosiklin, hingga obat antiinflamasi nonsteroid.***