“Terus di perkampungan itu juga kayak sering banget dikata-katain ‘bule kampung’. Aku tuh ngerasa beda sama orang-orang, aku diliatin terus, dikatain. Mungkin maksudnya mereka ga salah juga, aku beda kan, bule banget. Cuman aku ga tau, kenapa aku dikata-katain, diiseng-isengin, dilempar. ‘Ya terus gimana? Aku orang Indonesia kok, emang kenapa, emang salah aku looknya kayak gini?’,” ungkap wanita berusia 29 tahun itu.
Belum lagi, sang Ibu yang harus berjuang memperbaiki kondisi perkenomian dan masalah pribadinya, membuat Enzy kecil merasa kurang mendapat perhatian dan dukungan dari sosok Ibunya.
“Mamaku punya mental issue sendiri, dengan kegagalan-kegagalannya dia, dengan hidupnya yang harus dia laluin. Berat banget ngehidupin anak sendirian. Jadi, mama enggak bisa ngasih support system yang kuat buat aku. Aku yang sekarang sih berpikir seperti itu. Tapi aku yang dulu sih bener-bener stres banget, kayak ‘udah engga ada ayah, kok sosok mamah juga enggak aku dapetin?’,” kata Enzy.
Baca Juga: Tak Bisa Bayar Pinjol, Seorang Wanita Ngaku Diancam Hingga Mau Ditembak
Namun, sejak itu, Enzy memiliki tekad yang kuat untuk menjadi pribadi yang kuat, dan bertekad akan berjuang untuk kesuksesannya.
“Akhirnya aku mikir kehidupan aku harus berubah ketika aku lulus SMA. Aku nggak malu juga, tinggal di rumah petakan, mulai semua dari nol, aku nggak malu juga,” pungkas Enzy.*** (Anggia Ananda/JOB Training)