MAPAY BANDUNG - Miracle in Cell No. 7 versi Indonesia akan segera tayang di bioskop mulai 8 September 2022.
Remake dari film Korea dengan judul yang sama tersebut dibintangi oleh Vino G. Bastian, Mawar de Jongh, dan Graciella Abigail.
Sebelum menonton, simak terlebih dahulu perbedaan dari Miracle in Cell No. 7 versi Indonesia dengan versi Korea.
Sebab, ada beberapa perbedaan yang mencolok dari Miracle in Cell No. 7 versi Indonesia dan Korea.
Baca Juga: Link Streaming MU vs Arsenal, Duel Duo Merah Malam Ini di Liga Inggris
Salahsatunya adalah perbedaan karakter utama atau tokoh ayah.
Film ini sendiri diproduksi Falcon Pictures dan disutradarai oleh Hanung Bramantyo.
Lalu, apa saja perbedaan Miracle in Cell No. 7 versi Indonesia dengan Korea? Simak berikut penjelasannya.
Baca Juga: Link Nonton Big Mouth Episode 1 Sampai 12 Sub Indo, Drama Populer Lee Jong Suk dan Yoona SNSD
1. Hukum yang dipakai
Dalam versi Korea Selatan, tokoh ayah yang mengidap keterbelakangan mental di penjara akibat tuduhan penculikan dan kekerasan seksual terhadap anak.
Sehingga, akibat peristiwa itu anak perempuannya dikirim ke lembaga pengasuhan negara.
Sedangkan dalam versi Indonesia, sutradara Hanung Bramantyo tidak ingin menggunakan hukum negara Indonesia.
Karena menurutnya itu akan sangat berisiko jika diadopsi ke dalam film.
Keputusan ini juga diambil atas saran dari penasehat hukum sehingga film ini nantinya akan memiliki hukumnya sendiri.
2. Profesi tokoh utama
Film Miracle in Cell No.7 yang dibintangi Vino G. Bastian dan Mawar de Jong akan menampilkan profesi yang berbeda pada sosok ayah,
Vino atau sang ayah berprofesi sebagai penjual balon, bukan sebagai juru parkir seperti film di versi Koreanya.
3. Iklim berbeda
Pada film Miracle in Cell No.7 versi Korea diceritakan awal permasalahan terjadi ketika seorang anak terpeleset salju di musim dingin.
Baca Juga: Buah Hati Lahir September? Nih 15 Rekomendasi Nama Bayi Perempuan Islami yang Lahir Bulan Ini
Lalu anak tersebut meninggal, dan membuat tokoh ayah yang ingin menyelamatkan dituduh melakukan penculikan dan kekerasan anak.
Sedangkan di Indonesia tidak ada musim dingin seperti salju, sehingga akan diadaptasi oleh pihak tim produksi dengan jalan cerita lain.
Demikian tiga perbedaan mencolok dari film Miracle in Cell No.7 versi Indonesia dengan Korea.***