Dewan Pakar YPM Salman ITB, Budhiana Kartawijaya menyatakan duka cita sedalam-dalamnya atas insiden di stadion Kanjuruhan tersebut. Ia berharap insiden ini menjadi yang terakhir dalam sepakbola Indonesia.
“Tidak selayaknya sepakbola menyebabkan hilangnya nyawa manusia, karena sejatinya sepakbola adalah aktivitas yang menghibur dan menyehatkan. Selembar nyawa jauh lebih berharga dari satu pertandingan olahraga apapun,” ujar Budhiana.
Dalam keterangannya, Budhiana juga menyampaikan rasa percaya bahwa pemerintah dan aparat berwenang mampu menginvestigasi peristiwa ini dengan adil dan terbuka sehingga menjadi bahan evaluasi bagi sepakbola Indonesia ke depan.
Baca Juga: Dirgahayu TNI ke-77, Simak Kembali Sejarah Terbentuknya Tentara Nasional Indonesia
Ia menyampaikan bahwa lawan tanding dalam olahraga bukanlah musuh, namun mitra dalam upaya meningkatkan kualitas fisik dan mental.
Demikian pula, suporter satu tim dengan suporter lawan tanding tidak selayaknya saling bermusuhan, akan tetapi saling memperkuat tali persaudaraan.
Sepakbola adalah olah raga yang paling digemari dengan fanatisme dan semangat kedaerahan yang kental. Fanatisme dan semangat kedaerahan ini akan menjadi energi positif jika diarahkan untuk saling mengenal dan mempererat tali persaudaraan yang akan mengukuhkan semangat kebhinekaan Indonesia
Budhiana juga berpesan agar para pendukung klub sepakbola Indonesia mengakhiri perseteruan di luar lapangan, dan aktif untuk menjalin persaudaraan lintas daerah sehingga sepakbola menjadi kekuatan yang menyatukan bangsa.
Baca Juga: Perbedaan Warna Kawasaki New ZX-25R 2023 Versi ABS, STD, dan RR, Simak Review Paling Akurat Ini
Ia melihat bahwa klub-klub sepakbola besar dunia maupun FIFA sudah membicarakan persoalan bersama seperti perubahan iklim, kesehatan, pendidikan dan persoalan kemanusiaan lainnya.