MAPAY BANDUNG – Setiap wartawan harus memahami dan menguasai kemampuan perencanaan peliputan di alam bebas. Sebab, diperlukan kemampuan atau skill khusus saat melakukan peliputan di alam, misalnya saat terjadi bencana alam.
Kemampuan tersebut diperlukan agar kita bisa menjalankan tugas dengan selamat dan melaporkan kejadian hingga menjadi berita dengan maksimal.
Berkegiatan di alam bebas seperti mendaki gunung, memanjat tebing, menyusuri goa, mengarungi sungai, termasuk meliput peristiwa bencana alam adalah kegiatan yang memiliki risiko tinggi.
Jika tidak melakukan perencanaan dengan matang, tentu akan mendatangkan bahaya.
Oleh karenanya, dibutuhkan persiapan yang maksimal saat akan berkegiatan di alam bebas.
Baca Juga: Pantas Saja Diberi Nama Cipaganti Bandung, Ternyata Begini Asal-usulnya
Eiger Adventure Service Team (EAST) Manager yang juga pendaki senior Galih Donikara mengatakan, kegiatan di alam bebas mengandung dua bahaya sekaligus. Alam mengandung bahaya, sedangkan kita mengundang bahaya.
Menurutnya, gunung akan mengundang bahaya apabila kita ceroboh, tidak membawa perlengkapan memadai dan perbekalan sesuai standar.
“Banyak hal-hal yang terjadi di alam bebas, karena faktor bahaya yang ditimbulkan oleh kita, kita mengundang bahayanya. Banyak yang melakukan pendakian di malam hari, risikonya tersesat, tersandung, bahkan jatuh ke jurang. Makanya harus paham dulu kalau kita mau ke alam, ada bahaya. Bagaimana meminimalisir bahayanya? Ya, belajar, diskusi, lengkapi perlengkapannya, penuhi perbekalannya, latihlah fisik dan mental kita,” katanya saat menjadi pembicara di acara Journalist Camp PRMN x EIGER 2023 yang berlangsung di Sari Ater, Subang pada Kamis 24 Agustus 2023.