Mereka yang mendapat pekerjaan, biasanya mendapatkan jatah libur panjang saat hari besar seperti hari raya Idul Fitri.
Jadilah momen lebaran menjadi waktu untuk pulang kampung dan bersilaturrahmi dengan keluarga, juga berkunjung ke makam leluhur. Sekian lama kegiatan mudik ini menjadi sebuah tradisi, walaupun seiring berkembangnya teknologi yang memudahkan kita bisa tetap berkomunikasi jarak jauh.
Baca Juga: Selain Uang, KPK Amankan Barang Bukti Sepatu Louis Vuitton Rp924,6 Juta dari Yana Mulyana
Menurut sosilog Universitas Gajah Mada Arie Sudjito ada hal yang menyebabkan teknologi tidak bisa menggantikan tradisi mudik , yakni ada 4 tujuan mudik yang susah tergantikan oleh kemajuan teknologi.
Pertama mencari berkah dengan bersilaturahmi kepada orang tua, kerabat dan tetangga. Kedua terapi psikologis, kebanyakan perantau yang bekerja di kota besar memanfaatkan momen lebaran untuk refreshing dari rutinitas pekerjaan sehari-hari.
Ketiga untuk mengingat asal usul, jika orang yang merantau sudah memiliki keturunan, dengan mudik bisa mengenalkan asal asli kepada keturunannya.
Baca Juga: Jadwal Adzan Maghrib Surabaya Minggu 16 April 2023 Beserta Doa Buka Puasa
Keempat adalah unjuk diri, tak jarang juga mudik sebagai ajang unjuk diri setelah berhasil mengadu nasib di kota besar. (Nurul Izzah Pantjita/ Job Training)***