MAPAY BANDUNG - Anggota Komisi IX DPR RI Netty Prasetiyani Aher menyebut wacana kenaikan harga BBM sebagai kebijakan yang harus ditolak karena akan berdampak pada penurunan daya beli masyarakat golongan ekonomi menengah ke bawah.
"Saat harga BBM bersubsidi naik, maka harga barang kebutuhan pokok juga pasti ikut naik. Masyarakat golongan ekonomi menengah ke bawah tentu akan kesulitan menjangkau kenaikan harga tersebut," katanya dalam keterangan media, Jumat 2 September 2022.
Meningkatnya harga barang-barang sebagai dampak dari kenaikan BBM, kata Netty, tentu akan menghambat upaya percepatan penurunan stunting di Indonesia.
Baca Juga: Daftar 20 Nama Peserta Seleksi Beasiswa Kuliah di Mesir, Jawa Barat Mendominasi
"Dengan harga-harga yang sekarang saja angka stunting Indonesia masih 24,4 persen dan di atas toleransi WHO. Apalagi kalau harga barang naik, termasuk bahan pangan bergizi yang selama ini menjadi salah satu kunci untuk mencegah stunting," terang Netty.
Oleh karena itu, menurut Wakil Ketua FPKS DPR RI ini, pemerintah jangan terburu-buru menaikkan harga BBM bersubsidi.
"Jangan sampai langkah ini justru menyulut inflasi yang akan memperburuk daya beli dan konsumsi masyarakat," ungkapnya.
Terkait rencana pemerintah memberikan bantalan kenaikan BBM berupa bantuan subsidi upah (BSU), dinilai Netty tidak efektif untuk melindungi daya beli masyarakat.