Prediksi Mutasi Virus Baru Terjadi Awal Tahun 2023, Menkes Ingatkan Masyarakat Indonesia untuk Bersiap

- 24 Agustus 2022, 14:00 WIB
Ilustrasi mutasi virus Covid-19. Varian Delmicron diduga hoaks.
Ilustrasi mutasi virus Covid-19. Varian Delmicron diduga hoaks. //Geralt/Pixabay./

MAPAY BANDUNG - Pemerintah melalui Kementerian Kesehatan (Kemenkes), memprediksi mutasi virus baru akan terjadi pada sekitar tiga bulan awal tahun 2023.

Maka dari itu, Menteri Kesehatan Budi Gunadi Sadikin, mengingatkan kepada seluruh masyarakat Indonesia untuk bersiap dan mewaspadai terjadinya mutasi virus baru yang diprediksi akan muncul awal tahun 2023 nanti.

Hal ini disampaikan oleh Menkes Budi Gunadi Sadikin dalam Konferensi Pers Evaluasi PPKM, yang diikuti secara daring di Jakarta, Selasa 23 Agustus 2022 kemarin.

Baca Juga: Mudah, Begini Cara Budidaya Aglonema, 9 Hari Langsung Tumbuh Puluhan Tunas Baru

“Pasti akan ada varian baru, pasti akan timbul varian baru. Karena adanya kasus konfirmasi setinggi ini, membuat Indonesia harus siap-siap,” tutur Menkes Budi Gunadi Sadikin, yang dikutip MapayBandung.com dari ANTARA, Rabu 24 Agustus 2022.

Menkes Budi Gunadi Sadikin menjelaskan, alasan Indonesia harus kembali bersiap adalah situasi secara global utamanya di negara Jepang, sejumlah negara di Eropa dan Amerika sedang menghadapi lonjakan kasus Covid-19 yang cukup signifikan.

Baca Juga: Shin Tae Yong Panggil 36 Pemain Timnas U-19 untuk Kualifikasi Piala Asia U-20, Ini Daftarnya

“Jadi sekarang ujiannya enam bulan lagi. Sekitar bulan Januari, Februari, Maret 2023,” tuturnya.

Berdasarkan laporan yang tercatat, kasus konfirmasi positif harian di Eropa atau Amerika sudah mencapai 100 ribu kasus per harinya.

Sedangkan Jepang, telah tembus sebanyak 200 ribu kasus per hari. Alasan lain dari peningkatan kewaspadaan adalah, terjadinya mutasi virus dan lahirnya sub varian baru.

Baca Juga: Waspada! Cacar Monyet Bisa Menular Lewat Alat Makan, Begini Gejala yang Akan Dirasakan

Menkes Budi mengatakan, terjadinya kenaikan kasus positif merupakan akibat dari hadirnya sub varian baru seperti BA.4 dan BA.5 di tengah-tengah masyarakat.

Dia menambahkan, meski Indonesia belum menghadapi gelombang baru Covid-19, karena proteksi dari antibodi masyarakat yang sudah meningkat menjadi 98,5 persen atau 2.000 unit per mili liter.

Namun, tidak menutup kemungkinan bahwa kasus positif akan meledak sewaktu-waktu, karena mutasi virus yang akan terus terjadi.

Baca Juga: Ciri Burung Perkutut Menang Kontes, Suara Keras dan 7 Ciri Lain Biar Menang

“Boleh dibilang pada saat gelombang BA.4, BA.5 masuk, kita tidak terganggu sama sekali. Kasusnya sekarang ujiannya adalah enam bulan lagi,” kata Menkes Budi Gunadi Sadikin.

Oleh sebab itu, Menkes Budi meminta kepada seluruh elemen masyarakat Indonesia untuk bekerja sama, agar Indonesia tak lagi menghadapi gelombang-gelombang Covid-19 selanjutnya.***

Editor: Asep Yusuf Anshori

Sumber: ANTARA


Tags

Artikel Pilihan

Terkait

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah