Bukan Pabrik Tempe, Djumala Skak Mat Dino Djalal Soal Kunjungan Jokowi ke Ukraina dan Rusia

- 4 Juli 2022, 18:00 WIB
Pengamat Darmansjah Djumala menilai bahwa Indonesia tidak memihak Amerika Serikat dalam resolusi PBB terkait konflik Rusia dan Ukraina.
Pengamat Darmansjah Djumala menilai bahwa Indonesia tidak memihak Amerika Serikat dalam resolusi PBB terkait konflik Rusia dan Ukraina. /Tangkapan layar YouTube Helmy Yahya Bicara

MAPAY BANDUNG - Dewan Pakar BPIP Darmansjah Djumala memberikan tanggapan tegas atas kritik yang disampaikan mantan Wamenlu era SBY, Dino Patti Djalal, yang menyinggung kunjungan Presiden RI (Jokowi) Joko Widodo ke Ukraina dan Rusia.

Djumala menyatakan misi perdamaian yang dibawa Jokowi ke Rusia dan Ukraina tak bisa sukses dalam satu malam saja. Bahkan, ia pun menyinggung bahwa perdamaian bukan seperti pabrik tempe bisa seketika mengubah kedelai menjadi tempe.

Sebelumnya, Dino Patti Jalal menyinggung bahwa misi perdamaian yang dibawa Jokowi sampai sekarang belum terwujud meski Jokowi telah bertolak ke Ukraina dan Rusia usai menghadiri pertemuan G7 di Jerman.

Djumala menegaskan dalam fatsun diplomasi, perdamaian setidaknya harus melalui tiga proses: komunikasi, penghentian kekerasan dan dialog. Tiga tahapan proses itu sering dirujuk sebagai adab diplomasi.

Baca Juga: Agungnya 10 Awal Dzulhijjah: Meski Jihad, Tetap Tak Bisa Tandingi Dahsyatnya Amal Kebaikan Jelang Idul Adha

Menurutnya, pembicaraan dan negosiasi perdamaian tak akan bisa dimulai jika tidak ada komunikasi.

Sebab, dari komunikasi itulah kedua seteru bisa mengetahui posisi dan apa yang diinginkan oleh masing-masing pihak. Untuk itu dibutuhkan pihak ketiga untuk mediasi agar kedua pihak dapat berkomunikasi. Dengan mengadakan pertemuan empat mata dengan Zelensky dan Putin, Jokowi sejatinya sudah membuka pintu komunikasi.

Lebih jauh diungkapkan Dubes Djumala, yang saat ini menjabat sebagai Dewan Pakar BPIP Bidang Strategi Hubungan Luar Negeri, untuk memulai dialog dan perundingan kekerasan harus diakhiri. Perang harus dihentikan. Inilah himbauan yang disampaikan kepada Zelensky dan Putin.

Jika kekerasan sudah tidak ada lagi, perang berhenti karena gencatan senjata, maka tersedia ruang kondusif untuk berunding mencari jalan damai. Jadi tidak heran jika salah satu misi Jokowi ke Ukraina dan Rusia adalah menghentikan kekerasan dan peperangan.

Baca Juga: Manjur! Burung Perkutut Giras Dijamin Langsung Jinak Hanya dengan Tanaman Ini

Djumala juga mengungkapkan, dengan adanya proses komunikasi, penghentian kekerasan dan dialog dalam setiap upaya peredaan konflik, inisiatif perdamaian butuh waktu lama, bertahun-tahun, melalui proses panjang dan berliku.

"Sebab, perdamaian bukan barang sekali tepuk jadi. Kerja diplomasi perdamaian tentu beda dengan cara kerja pabrik tempe: hari ini kedele besok jadi tempe," kata Djumala dalam siaran pers.

Dewan Pakar BPIP itu meyakini bahwa pesan damai yang dibawa Jokowi ke Ukraina dan Rusia adalah manifestasi nilai yang terkandung dalam Pancasila, yaitu sila kedua tentang kemanusiaan dan sila ketiga terkait nasionalisme Indonesia.

Baca Juga: Manjur! Burung Perkutut Giras Dijamin Langsung Jinak Hanya dengan Tanaman Ini

Seperti yang diajarkan Bung Karno, nasionalisme Indonesia bukanlah sikap bangga dengan negara dan cintah tanah air tapi menarik diri dari pergaulan internasional. Justru, nasionalisme Indonesia mekar dalam taman sari internasionalisme. Internasionalisme disini merujuk pada nilai kemanusiaan, menghargai harkat manusia tanpa membedakan bangsa, etnik, suku dan agama.

Alhasil, misi perdamaian Jokowi ke Ukraina dan Rusia merupakan perwujudan nasionalisme kemanusiaan. Nasionalisme, karena membawa nama baik Indonesia dalam pergaulan internasional. Kemanusiaan, karena penghentian kekerasaan dimaksudkan untuk menghindari hilangnya nyawa manusia tak berdosa akibat perang.

Diplomasi perdamaian Jokowi adalah langkah awal membuka pintu komunikasi bagi kedua seteru agar dapat mengakhiri perang sehinga damai tercipta, tutup Djumala.***

Editor: Haidar Rais


Tags

Artikel Pilihan

Terkait

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah

x