Polri Yakin Bakal Konsisten Rekrut Santri Hingga Juara MTQ Berkualitas Jadi Anggota Polri

- 2 Desember 2021, 14:39 WIB
Kadiv Humas Polri Irjen Dedi Prasetyo mengatakan sebanyak 217 ribu personel gabungan TNI-Polri dikerahkan untuk mengamankan masa libur Nataru
Kadiv Humas Polri Irjen Dedi Prasetyo mengatakan sebanyak 217 ribu personel gabungan TNI-Polri dikerahkan untuk mengamankan masa libur Nataru /Humas Polri/

"Sesuai kebijakan Kapolri, pola rekrutmen tersebut akan terus dilaksanakan oleh Polri," katanya pula.

Sebelumnya, Buya Syafii Maarif memberikan usulan kepada Polri agar institusi penegak hukum tersebut merekrut santri berkualitas untuk bergabung dalam pendidikan Akademi Kepolisian (Akpol).

Baca Juga: 2 Tahun PRMN, Ciptakan Lapangan Kerja dengan Model Mediapreneur

Usulan Buya tersebut diunggah dalam video oleh akun Twitter @budhihermanto. Dalam video itu, Buya menilai rekrutmen santri menjadi polisi akan mempermudah menangani radikalisme.

"Saya Ahmad Syafii Maarif, salah seorang warga negara yang sudah berusia 80-an. Dengan ini berharap kepada pihak kepolisian, terutama Kapolri dan jajarannya, untuk merekrut para santri menjadi Akpol," kata Buya dalam video tersebut.

Dalam video tersebut, mantan Ketua Umum PP Muhammadiyah itu menilai tidak perlu banyak santri yang dimasukkan ke dalam Akpol. Tapi yang masuk Akpol harus benar-benar berkualitas. Karena dapat mempermudah Polri menumpas kelompok radikal.

Baca Juga: Marak Aksi Balap Liar di DKI Jakarta, Kapolda Metro Jaya Bakal Fasilitasi Mereka, Gimana Caranya?

"Tidak usah banyak-banyak. Tujuannya apa. Untuk mendampingi polisi menghadapi kelompok-kelompok yang menyimpang ini. Kelompok-kelompok yang anti-Pancasila, kelompok-kelompok radikal. Itu kalau polisi mengerti agama, mengerti bahasa mereka, akan lebih mudah," ujarnya lagi.

Menurutnya, Polri harus proaktif mencari santri yang layak masuk Akpol. Dididik hingga menjadi perwira yang memiliki pemahaman terhadap kitab-kitab kuning.

"Dicari betul-betul berkualitas, sama seperti yang lain. Sampai nanti mereka menjadi perwira, tapi mereka mengerti kitab kuning mengerti kitab-kitab agama, seperti yang dipahami kelompok radikal ini," kata Buya Syafii Maarif.***

Halaman:

Editor: Haidar Rais

Sumber: ANTARA


Tags

Artikel Pilihan

Terkait

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah