"Tak ada hubungan langsung antara efek samping dan proteksi," kata Prof Schaffner seperti dikutip oleh MapayBandung.com dari Medical News Today.
Dalam uji coba vaksin Covid-19 mRNA misalnya, efektivitas perlindungan yang diberikan bisa mencapai lebih dari 90 persen.
Hanya kurang dari 10 persen partisipan yang mendapatkan perlindungan sebagian atau tak mendapatkan perlindungan sama sekali.
Prof Schaffner menjelaskan, salah satu faktor yang mempengaruhi terbentuk atau tidaknya perlindungan setelah vaksinasi adalah kondisi tubuh penerimanya.
Tubuh orang-orang yang memiliki gangguan sistem imun mungkin tak dapat membangun proteksi terhadap virus corona secara optimal setelah vaksinasi.
Baca Juga: Keutamaan Puasa Daud, Ibadah Sunah yang Paling Dicintai Allah SWT
Prof Schaffner juga menyoroti peran obat-obatan. Beberapa jenis obat seperti obat imunosupresan dan beberapa obat dalam terapi kanker dapat memberikan dampak negatif terhadap efektivitas vaksin Covid-19.
Beberapa ilmuwan menyarankan tes antibodi untuk mengukur apakah vaksin Covid-19 berhasil membangun kekebalan terhadap SARS-CoV-2 atau tidak.
Namun, Food and Drug Administration (FDA) di Amerika Serikat (AS) tak menyarankan tes antibodi untuk mengevaluasi kadar kekebalan penerima vaksin terhadap Covid-19.