Harga Beras Semakin Mahal Bukan akibat Penyaluran Bansos, Faktor Cuaca dan Hal Ini Jadi Pemicunya

28 Februari 2024, 08:45 WIB
Pemerintah menegaskan harga beras saat ini tidaklah murah bukan akibat penyaluran bansos /Mart Production/Pexels

BRAGA, MAPAY BANDUNG - Di sosial media, tak sedikit narasi yang menyebutkan jika harga beras saat ini yang tidak lagi murah disebabkan karena penyaluran Bantuan Sosial (Bansos) yang masif.

Pemerintah dengan tegas membantah hal tersebut, pasalnya ada beberapa hal yang membuat harga beras saat ini tidak lagi murah. Satu diantaranya adalah faktor cuaca.

Kepala Badan Pangan Nasional (Bapanas), Arief Prasetyo, menegaskan bahwa program bantuan sosial (bansos) yang diterapkan tidak berdampak pada kenaikan harga beras atau penurunan stok yang ada di pasar tradisional maupun ritel modern.

Arief menekankan bahwa program bansos tidak menghabiskan persediaan beras nasional, karena beras yang digunakan untuk bansos dan ritel berasal dari sumber yang terpisah.

Baca Juga: Chef Renatta Ungkap 7 Sumber Karbohidrat Selain Beras, Cocok untuk Netizen yang ‘Sakau’ dengan Nasi

Sebagaimana dikutip dari ANTARA, beras yang digunakan dalam program Bantuan Pangan Non Tunai dan program Stabilisasi Pasokan dan Harga Pangan (SPHP) diambil langsung dari gudang Perum Bulog.

Hal tersebut menandakan bahwa sumber beras untuk program bansos tidak berasal dari pasokan beras lokal yang ada.

Arief menjelaskan bahwa kelangkaan dan kenaikan harga beras di pasar disebabkan oleh rendahnya hasil panen dalam negeri.

Baca Juga: Warga Mengeluh Harga Beras Mahal! Dedi Mulyadi: Kalau Beli Rokok Rp12 Ribu Enggak Mahal

Tahun lalu, produksi beras di Indonesia mencapai kurang dari 1 juta ton, sementara kebutuhan beras di Indonesia mencapai 2,5 hingga 2,6 juta ton.

Situasi tersebut menyebabkan harga beras menjadi tinggi dan sulit didapatkan oleh masyarakat.

Selain itu, faktor cuaca El Nino berdampak pada produksi beras tanah air yang menyebabkan turunnya produksi.

Sementara itu, dalam upaya menghadapi periode Ramadhan dan Idul Fitri 1445 H, pemerintah berencana untuk mempercepat penambahan stok beras di gudang Bulog.

Presiden Joko Widodo dalam Sidang Kabinet Paripurna pada tanggal 26 Februari meminta kementerian dan lembaga terkait untuk fokus pada persiapan stok pangan guna mencegah kelangkaan dan ketidakstabilan harga.

Baca Juga: Warga Bandung Heboh Beras Langka di Toko Retail, Pj Walikota: Jangan Panik Stok Beras Aman Sampai Lebaran

Arief mengungkapkan bahwa stok beras di gudang Bulog minimal harus mencapai 1,2 juta ton, sementara data terakhir menunjukkan hanya ada sekitar 800 ribu ton.

Untuk mengatasi risiko kekurangan beras, pemerintah telah melakukan tambahan impor beras sebanyak 1,6 juta ton.

Lebih lanjut, Ia menyatakan bahwa pemerintah harus memiliki cadangan beras pemerintah (CBP) untuk mencegah terjadinya kelangkaan, baik yang disebabkan oleh ancaman cuaca maupun gangguan produksi dalam negeri akibat serangan hama.***

Editor: Asep Yusuf Anshori

Sumber: ANTARA

Tags

Terkini

Terpopuler