Asal Usul Nasi Padang Sumatra Barat yang Jarang Diketahui, Ternyata Berasal dari Pasar Ini

20 Januari 2024, 17:45 WIB
Asal usul nasi Padang yang jarang diketahui masyarakat, ternayat berasal dari pasar ini /

MAPAY BANDUNG - Sejarah nasi padang menjadi subjek yang menarik untuk diulas, mengingat kuliner ini merupakan salah satu kegemaran masyarakat Indonesia dan memegang posisi istimewa sebagai hidangan tradisional khas Sumatera Barat.

Kelezatan masakan Padang tak lepas dari citarasa khasnya yang sangat kuat dan memikat, ditambah variasi lauk pauk yang berlimpah, menjadikannya pilihan kuliner yang sulit membuat bosan.

Tak hanya itu, porsi yang besar dari nasi padang juga memberikan kepuasan kenyang kepada para penikmatnya.

Baca Juga: Asal-usul Nama Antapani Bandung yang Dulunya Area Pesawahan Luas

Mengutip dari laman padangkita.com, nasi padang sebenarnya berasal dari sebuah rumah makan terkenal di Kota Padang pada masa akhir penjajahan Belanda, kira-kira tahun 1940.

Rumah makan tersebut bernama Rumah Bulek atau Rumah Makan Bulek dan berlokasi di Pasar Gadang, sebuah pusat perdagangan yang ramai dikunjungi pada masa itu.

Sejarah nasi padang dapat ditelusuri hingga abad ke-20, ketika Indonesia masih dijajah oleh Belanda. Pada masa Pemerintahan Revolusioner Republik Indonesia (PRRI) di Bukittinggi, Sumatera Barat, pemerintah Hindia-Belanda membangun jalur transportasi yang menghubungkan Padang dan Bukittinggi.

Baca Juga: Katalog Promo Bandung: Diskon Makan Gratis dari GrabFood Januari 2024, Catat Tanggal dan Waktunya

Jalur ini melibatkan perjalanan jauh dengan moda transportasi berupa pedati.

Karena itu Belanda mendirikan enam pos peristirahatan di sepanjang jalur tersebut, dan di setiap pos tersebut berdiri rumah makan yang menjual beragam hidangan dengan lauk pauk dan sayuran, sangat mirip dengan rumah makan Padang modern yang kita kenal sekarang.

Sementara itu menurut dosen dan peneliti dari Universitas Leiden, Suryadi Sunuri, istilah "rumah makan Padang" pertama kali muncul dalam iklan di surat kabar pada tahun 1937.

Iklan tersebut milik Ismael Naim, pemilik rumah makan Padang yang diiklankan di surat kabar.

Baca Juga: Ini Bocoran Jersey Baru Persib Musim Depan, Bobotoh Sudah Bisa Pre Order

Dalam iklan tersebut juga terungkap bahwa istilah "restoran Padang" berasal dari bahasa Belanda, yaitu "Padangsch-Restaurant."

Para perantau Minang menggunakan istilah "Padangsch-Restaurant" untuk merujuk pada masakan khas Minangkabau yang mereka jual.

Menariknya, dalam iklan tersebut juga disebutkan bahwa Restoran Padang Gocang Lidah berada di Cirebon. Ini menunjukkan bahwa pada masa itu, orang Minang sudah banyak merantau ke Jawa untuk mencari rezeki, termasuk dengan menjual makanan.

Baca Juga: Pemilik Kartu KKS Full Senyum, Cek Transfer BPNT 2024 Tahap 1 Terbaru Lengkap dengan Data Penerima di Sini

Perlu dicatat bahwa pada awalnya, masakan Padang hanya dapat dinikmati oleh kaum bangsawan. Namun seiring berjalannya waktu, masakan Padang mulai dijual untuk umum.

Biasanya hidangan tersebut dibungkus dengan porsi yang lebih besar untuk dimakan di rumah bersama keluarga.

Praktik ini memberikan gambaran mengapa nasi padang yang dibungkus terlihat lebih berlimpah dibandingkan ketika disantap di tempat makan.***

Editor: Asep Yusuf Anshori

Tags

Terkini

Terpopuler