Tips Mendaki untuk Pemula ala Pendaki Muda Khansa Syahla, Catat ya! Biar Selamat

29 Agustus 2023, 12:30 WIB
Pendaki muda Khansa Syahla Aliyah di acara Journalist Camp PRMN x Eiger 2023 di Sari Ater, Subang pada Kamis 24 Agustus 2023. /Dok Pikiran Rakyat

MAPAY BANDUNG - “Hakikat mendaki gunung adalah kembali ke rumah dengan selamat,” ucap pendaki muda Khansa Syahla Aliyah saat menjadi pembicara dalam acara Journalist Camp PRMN x Eiger 2023 yang berlangsung di Sari Ater, Subang pada Kamis 24 Agustus 2023.

Khansa Syahla Aliyah, remaja putri berusia 17 tahun itu sudah banyak makan asam garam dalam kegiatan pendakian gunung. Meski tubuhnya kecil, namun jangan ditanya tentang ketangguhannya menaklukan gunung.

Brand Ambassador Eiger Adventure itu sudah mendaki 83 gunung, dua di antaranya adalah gunung tertinggi di benua Eropa yaitu Gunung Elbrus (5642 mdpl) dan puncak tertinggi Afrika, Gunung Kilimanjaro (5.895 mdpl).

Baca Juga: Pantas Saja Diberi Nama Cipaganti Bandung, Ternyata Begini Asal-usulnya

Ketertarikan akan kegiatan di alam terbuka terutama naik gunung sudah tertanam di dalam diri Khansa sejak berusia 5 tahun. Saat itu dia diajak ke Gunung Bromo oleh ayahnya. Dua tahun setelahnya, remaja kelahiran 2006 itu bersama sang ayah mendaki Gunung Rinjani, meski saat itu tidak sampai puncak. Namun ternyata hal itulah yang membuat dia penasaran dengan gunung.

Di tahun 2014 saat tren mendaki gunung semakin populer karena film 5cm, Khansa tertarik mendaki Gunung Semeru dan mencapai puncak. Semeru menjadikan ia semakin jatuh cinta kepada gunung.

Dalam acara Journalist Camp PRMN x Eiger 2023, Khansa bercerita bahwa diperlukan persiapan yang matang sebelum mendaki gunung, karena yang terpenting dari mendaki adalah pulang dengan selamat.

Baca Juga: 10 Jajanan yang Wajib Dicoba saat Berkunjung ke Bandung, Nomor 7 Jarang yang Tahu

Khansa menyebut bahwa gunung mengandung bahaya, sedangkan manusia atau pendaki mengundang bahaya. Oleh karenanya, untuk mengantisipasi bahaya, menyusun rencana operasional perjalanan yang baik sangatlah penting.

Tips persiapan pendakian yang pertama adalah izin dari orangtua dan tujuan mendaki. Kita harus meminta izin kepada orangtua dan menentukan gunung mana yang akan didaki. Dua hal itu sangat penting dilakukan pada tahal awal pra pendakian.

“Kita kan ingin naik (mendaki gunung) untuk menikmati keindahan alam, langkah pertama izin orangtua itu penting. Aku, alhamdulillah, karena ayah bunda suka naik, izin juga ada. Kalau udah dapat izin, lanjut ke menentukan goals-nya, dan tidak harus langsung ke gunung yang tinggi,” kata Khansa.

Tahap persiapan selanjutnya adalah melakukan latihan fisik disesuaikan dengan kondisi gunung yang hendak dijajal. Khansa biasanya berlatih fisik seperti lari tiga kali dalam seminggu. Selain itu dia juga berlatih dengan menaiki dan menuruni anak tangga gedung. Latihan fisik yang maksimal membuat mentalnya naik dan kepercayaan dirinya meningkat. 

“Latihan fisik ini membantu mental aku, dengan latihan kan aku ngerasa sudah persiapan dengan baik,” tuturnya.

Baca Juga: Turun! Update Harga Emas di Butik Antam Bandung, Hari Ini Senin 28 Agustus 2023

Selanjutnya, Khansa menyebut sebelum mendaki gunung, kita harus mempelajari ilmu berkegiatan di alam terbuka. Mulailah belajar tentang teknik pendakian seperti ilmu navigasi, survival, medis, pengetahuan akan medan, hingga flora dan pauna.

“Pelajari literatur gunung yang akan didaki. Misalnya mau naik Merbabu, kita harus tahu ketinggiannya, jalurnya, posnya, sumber mata airnya. Jadi saat di lapangan tidak buta. Kita sudah siap dengan situasi disana,” katanya.

Perlengkapan dan perbekalan logisitik yang dibawa juga harus memadai. Perlengkapan pendakian seperti tenda, carrier, pakaian waterproof, sepatu boots, senter, alat masak, dan lain-lain harus sesuai standar operasional pendakian agar aman dan nyaman. Perbekalan seperti makanan dan minuman yang dibawa harus memiliki kandungan kalori serta nutris yang tinggi.

Tahapan persiapan pra pendakian itu bisa kita buat secara lengkap dan tersusun melalui rancangan operasi pendakian (ROP).

Dalam dokumen itu dibahas mengenai tujuan mendaki, kondisi tempat, waktu mendaki, tim, perlengkapan dan perbekalan, simaksi, kontak darurat, biaya akomodasi serta transportasi.

Setelah turun gunung, penting juga untuk membuat laporan perjalanan pendakian dalam bentuk tulisan, foto, atau video sebagai bahan untuk mendaki di kemudian hari.

“Dan yang terpenting, kita jangan ninggalin ibadah dan tetap berpikiran positif selama di gunung,” pungkas salah satu dari 7 summiters perempuan termuda Indonesia yang telah menggapai puncak Carstensz Pyramide tersebut.***

Ikuti berita MapayBandung.com lainnya di Google News.

Editor: Rian Firmansyah

Tags

Terkini

Terpopuler