MULAI MALAM INI, Ada Fenomena Antariksa KOMET Langka Lintasi Bumi, Catat Waktunya dan Jangan Terlewat!

1 Februari 2023, 10:42 WIB
Sambut Komet Langka C/2022 E3 (ZTF) Awal Februari 2023. /LAPAN.go.id

MAPAY BANDUNG - Awal Februari 2023, masyarakat Indonesia bakal disuguhi dengan fenomena antariksa di mana akan ada komet langka yang melintas dekat Bumi.

Berdasarkan informasi yang diterima dari Pusat Riset antariksa BRIN, komet langka ini bernama C/2022 E3 (ZTF), bakal melintasi Bumi mulai Rabu 1 Februari 2023 malam ini.

Komet C/2022 E3 (ZTF) juga dikenal sangat langka, sehingga, akan sangat sayang apabila dilewatkan sebab dapat diamati tanpa menggunakan alat bantu optik!

Baca Juga: Detik-detik RSUD BANDUNG KIWARI Kebakaran, Alarm Bunyi Bikin Orang Berhamburan Keluar Gedung!

 

Peneliti Pusat Riset (PR) Antariksa BRIN, Andi Pangerang menyebutkan, bahwa komet ini hanya melintas satu kali dalam seumur hidup dikarenakan orbitnya yang berbentuk hiperbola.

Orbit hiperbola adalah orbit yang mempunyai nilai kelonjongan atau eksentrisitas lebih besar dari satu, sehingga, membentuk kurva terbuka di kedua titik fokusnya.

Andi menyebutkan, komet ini diperkirakan akan melintas dekat Bumi pada 2 Februari pukul 00.32 WIB / 01.32 WITA / 02.32 WIT pada jarak 42.472.000 km dari Bumi.

Baca Juga: Rekomendasi Make Up Remaja Simple Produk Lokal, Cocok Untuk Pemula!

Saat melintas dekat Bumi, komet ini sudah dapat disaksikan di seluruh Indonesia sejak tanggal 1 Februari pukul 18.30 hingga 2 Februari pukul 02.30 waktu setempat (sesuai zona waktu masing-masing) dari arah Utara dekat konstelasi Camelopardalis.

Untuk DKI Jakarta dan sekitarnya, komet ini mencapai titik tertingginya pukul 21.53 WIB dengan ketinggian 11,9 derajat.

Saat mencapai titik terdekat, komet ini terlihat di arah Utara dengan ketinggian 7,4 derajat untuk DKI Jakarta dan sekitarnya.

Baca Juga: Kembangkan Pasar Kreatif, Pemkot Bandung Ingin Terus Pulihkan Ekonomi

Untuk wilayah Indonesia Timur, komet akan terbenam saat mencapai titik terdekat dengan Bumi.

Komet ini memungkinkan dapat diamati menggunakan mata kepala, untuk wilayah berpolusi cahaya sangat rendah (daerah pedalaman) hingga ringan (daerah pedesaan).

Sementara, untuk wilayah berpolusi cahaya sedang (daerah pinggir kota/sub-urban) hingga tinggi (daerah perkotaan/urban) cukup sulit mengamati komet ini.

 

Sejak tanggal 1 Februari, ketampakan awal komet selalu terjadi setelah Matahari terbenam dikarenakan waktu terbit komet terjadi sebelum Matahari terbenam.

"Memang agak berbeda dengan narasi yang beredar, utamanya terkait dengan periode komet yang diduga terakhir kali muncul saat zaman neanderthal (260 ribu tahun silam)," kata Andi Pangerang, yang dikutip MapayBandung.com dari LAPAN, Rabu 1 Februari 2023.

"Poin utamanya adalah, komet ini tidak dapat ditentukan periodenya meskipun gerak harian (daily motion)-nya dapat ditentukan. Hal ini karena bentuk orbit yang hiperbola sehingga terdapat dua titik lenyap yang letaknya berada di jarak tak berhingga,"katanya.***

____________________________________

Ikuti berita terbaru lainnya dengan mengikuti artikel MapayBandung.com selengkapnya di Google News, KLIK DI SINI.

Editor: Haidar Rais

Tags

Terkini

Terpopuler