BMKG Ingatkan Masyarakat untuk Waspadai Fenomena La Nina Triple Dip Hingga 2023 Mendatang

16 Oktober 2022, 13:00 WIB
Ilustrasi hujan deras. BMKG mengingatkan masyarakat untuk mewaspadai fenomena La Nina Triple Dip yang berpotensi terjadi sampai 2023 mendatang. /Antara/Nova Wahyudi

MAPAY BANDUNG - Kepala Badan Meteorologi, Klimatologi dan Geofisika (BMKG), Dwikorita Karnawati mengatakan, masyarakat Indonesia perlu mewaspadai fenomena La Nina Triple Dip.

Fenomena La Nina Triple Dip 2020-2023 (tiga tahun beruntun) ini, disebutkan Dwikorita, mengancam banyak negara di dunia.

"Triple Dip La Nina adalah fenomena unik. Masyarakat dan pemerintah pusat hingga daerah perlu mewaspadai terjadinya bencana hidrometeorologi basah seperti banjir, bandang, angin kencang, cuaca ekstrem, tanah longsor, dan lain sebagainya," kata Dwikorita Karnawati, yang dikutip MapayBandung.com dari ANTARA, Minggu 16 Oktober 2022.

Baca Juga: Lirik Lagu Tentang Rindu – Virzha Serta Cerita di Baliknya

Hal ini disampaikan Dwikorita, dalam acara Mini Symposium 17th Annual Indonesia – U.S. BMKG – NOAA Partnership Workshop yang dilaksanakan secara virtual, Jumat 14 Oktober 2022 lalu.

Dia mengatakan, bahwa fenomena ini sudah dimulai pada pertengahan 2020, dan diprediksi akan tetap berlangsung hingga akhir tahun 2022.

Serta, ada kemungkinan berlanjut hingga awal tahun 2023, sehingga dinamai 'Triple Dip'.

"Yang perlu juga diwaspadai adalah penyakit yang biasa muncul di musim hujan, mulai dari diare, demam berdarah, Leptospirosis, Infeksi Saluran Pernapasan Akut (ISPA), penyakit kulit, dan lain sebagainya. Semua harus bersiap," katanya.

Baca Juga: Teddy Minahasa Ditangkap Atas Kasus Narkoba, Mahfud MD: Bukti Ketegasan Polri untuk Reformasi Diri

Fenomena tersebut sebelumnya pernah terjadi dari 1973-1975 serta 1998-2001.

Fenomena ini akan berpengaruh terhadap pola cuaca dan iklim di Indonesia, salah satunya menyebabkan sebagian wilayah Indonesia mengalami musim hujan lebih awal.

La Nina sendiri adalah fenomena mendinginnya suhu permukaan laut (SML) di Samudra Pasifik bagian tengah dan timur di bawah kondisi normalnya.

Baca Juga: Preman Pensiun 6 Tamat, Sutradara: Mau Langsung Nyambung ke PP 7

Di sisi lain, pendinginan SML di Samudera Pasifik tersebut diikuti oleh menghangatnya SML di perairan Indonesia, sehingga, menggiatkan pertumbuhan awan-awan hujan dan meningkatkan curah hujan di wilayah Indonesia secara umum.

Pola cuaca La Nina adalah salah satu dari tiga fase El Nino Southern Oscillation (ENSO).

Ini mengacu pada suhu permukaan laut dan arah angin di Pasifik dan dapat beralih antara fase hangat yang disebut El Nino, fase yang lebih dingin dengan sebutan La Niña, dan fase netral.

Fenomena La Nina membawa dampak peningkatan curah hujan di banyak tempat di Indonesia.***

Editor: Rian Firmansyah

Tags

Terkini

Terpopuler