Pemerintah Percepat Laju Vaksinasi Covid-19 Jelang Ramadhan

15 Maret 2022, 12:30 WIB
Menko Marves Luhut Binsar Pandjaitan mengatakan pemerintah mempercepat laju vaksinasi Covid-19 menjelang bulan puasa Ramadhan. /Instagram @luhut.pandjaitan

MAPAY BANDUNG - Menjelang Ramadhan, pemerintah mendorong akselerasi vaksinasi COVID-19 dosis lengkap dan dosis lanjutan atau booster, terutama bagi kelompok rentan seperti kelompok lanjut usia (lansia) dan penderita komorbid.

Menteri Koordinator Bidang Maritim dan Investasi (Menko Marves) Luhut Binsar Pandjaitan mengatakan, hal itu perlu dilakukan untuk mendukung kelancaran kegiatan masyarakat pada bulan tersebut.

“Langkah akselerasi dosis lengkap dan booster diperlukan demi mendukung jalannya kegiatan selama bulan Ramadan dan Idulfitri. Kita berharap agar jalannya aktivitas ibadah umat muslim dalam Ramadan dan Idulfitri nanti tetap dapat berjalan maksimal dengan tetap menerapkan protokol kesehatan sehingga tidak terjadi lonjakan kasus,” ujar Luhut usai mengikuti Rapat Terbatas mengenai Evaluasi Pemberlakuan Pembatasan Kegiatan Masyarakat (PPKM) yang dipimpin Wakil Presiden Ma’ruf Amin, Senin 14 Maret 2022 melalui konferensi video.

Baca Juga: Syekh Ali Jaber Sebut Tanda Kiamat Ini Telah Nampak di Depan Mata, Manusia Jarang Menyadarinya

Pemerintah pun meminta masyarakat untuk segera melakukan vaksinasi baik dosis primer maupun dosis lanjutan.

Luhut menekan agar masyarakat tidak memilih vaksin karena vaksin yang tersedia sudah teruji keamanan dan efikasinya.

“Ini semua kerja sama kita. Sekali lagi saya imbau, semua kita dari sekarang masih ada dua minggu sebelum bulan puasa untuk kita mempercepat tadi vaksinasi ini dan itu untuk keamanan kita semua juga,” imbuhnya.

Dalam keterangan persnya, Luhut menyampaikan bahwa penanganan pandemi COVID-19 di Indonesia terus menunjukkan perbaikan yang signifikan.

Dalam sepekan terakhir, secara nasional terjadi tren penurunan kasus konfirmasi dan tingkat rawat inap.

“Pemerintah terus memastikan bahwa kondisi penanganan pandemi memberikan dampak yang begitu berarti dengan turunnya tren kasus konfirmasi dan tingkat rawat inap secara nasional. Hari ini misalnya jumlah kasus telah berada di bawah 10 ribu, sementara jumlah kesembuhan lebih dari 39 ribu,” ujarnya.

Baca Juga: Sering Ngantuk dan Tertidur Setelah Makan? Awas Bahaya, Bisa Sebabkan 5 Gangguan Kesehatan Ini

Luhut yang juga merupakan Koordinator PPKM Jawa-Bali itu menambahkan, jumlah kasus dan tingkat perawatan di rumah sakit di seluruh wilayah Jawa-Bali juga mengalami penurunan signifikan.

Sejalan dengan itu, jumlah kabupaten/kota yang masuk Level 2 berdasarkan asesmen minggu ini juga mengalami peningkatan.

Namun, Luhut mengungkapkan, pemerintah juga memberikan perhatian lebih terhadap penurunan tingkat kematian yang berjalan lambat, terutama di Jawa Tengah.

Selain itu, dia juga meminta para kepala daerah untuk kembali meningkatkan kapasitas testing dan tracing.

Tidak diberlakukannya tes COVID-19 sebagai syarat bagi pelaku perjalanan, ungkapnya, berdampak pada penurunan jumlah testing.

“Untuk tetap dapat mengidentifikasi kasus dan menghindari potensi lonjakan kasus dengan cepat, pemerintah meminta kepada seluruh daerah untuk kembali memperkuat kapasitas testing dan tracing. Ini berdampak kepada positivity rate kita jadi tinggi,” tandasnya.***

Editor: Rian Firmansyah

Tags

Terkini

Terpopuler