Meski Mudik Tahun Ini Dilarang, Kementerian Kesehatan Tetap Gelar Posko di Jalur Mudik

27 Maret 2021, 16:59 WIB
Suasana arus lalu lintas di depan Posko Pengamanan Dishub Jabar di Kawasan Nagreg, Kabupaten Bandung, Kamis 24 Desember 2020. Pengendara yang mengarah timur Jawa sudah banyak yang melintas melalui jalur selatan sejak Rabu malam kemarin. /Tommy Riyadi/prfmnews.id

MAPAY BANDUNG - Menteri Kesehatan (Menkes) Budi Gunadi Sadikin menyampaikan pihaknya tak ingin kecolongan saat mudik di tahun 2021. Meski sudah resmi aktivitas mudik tahun ini dilarang, Budi Gunadi menegaskan pihaknya masih akan menggelar posko layanan kesehatan di jalur mudik.

Selain itu, pihaknya pun memastikan ketersediaan obat-obatan dan APD di RS, Puskesmas, dan fasilitas layanan kesehatan juga bekerja sama TNI/Polri, Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB), dan Pemerintah Daerah untuk memperkuat pengamanan hingga tingkat RT/ RW.

Hal itu ia utarakan saat Rapat Koordinasi Tingkat Menteri Persiapan Idul Fitri 1442 Hijriah di Kantor Kemenko PMK, Jakarta, Jumat 26 Maret 2021.

Baca Juga: Sambut Baik Larangan Mudik, Doni Monardo: Liburan Bisa Berdampak Pada Meningkatnya Angka Kematian

Baca Juga: Bupati Sumedang Positif Covid-19, Warga Diminta Jaga Protokol Kesehatan dan Mau Divaksin

Menurut Budi, setiap kali liburan selalu ada peningkatan kasus antara 30-50% baik dari kasus terkonfirmasi positif maupun kasus aktif Covid-19. Bahkan dampak dari kenaikan kasus pada masa libur Natal dan tahun baru lalu, jumlah kasus aktif Covid-19 sampai saat ini masih terus meningkat.

Disebutkan total kasus aktif Covid-19 kini berjumlah 130 ribu dengan 80% diantaranya tidak ke rumah sakit (RS) sedangkan 20% ke RS, 5% masuk ruang ICU (Intensive Care Unit) dan sekitar 2% meninggal.

Baca Juga: Dukung Kebijakan Pemerintah Soal Larangan Mudik Lebaran 2021, MUI: Untuk Kebaikan Kita Semua

Baca Juga: Tampik Isu yang Beredar, Presiden Jokowi Pastikan Tak Impor Beras Hingga Pertengahan Tahun Ini

Persoalan lain, menurut Menkes, kebutuhan RS dari 130 ribu kasus aktif itu mencapai 26 ribu atau sekitar 20% dan apabila jumlah kasus aktif meningkat lagi maka dipastikan kebutuhan RS juga akan semakin banyak.

“Di seluruh dunia kita tahu dalam minggu-minggu terakhir (kasus aktif) naik kembali. Banyak teori mengenai ini tapi saya belum berani bilang yang pasti, tapi ini karena adanya varian terbaru yang dari London. Indonesia baru masuk di bulan Januari dan sampai saat ini kita belum tahu berapa persen, tapi baiknya kita antisipasi jangan sampai kejadian di kita (jumlah kasus naik lagi),” tandas pria yang kerap disebut BGS.***

Editor: Haidar Rais

Sumber: Kemenko PMK

Tags

Terkini

Terpopuler