MAPAY BANDUNG - Mantan atlet voli putri Indonesia yang juga anggota TNI AD, Aprilia Santini Manganang divonis memiliki kelainan hipospadia, sehingga dianggap perempuan sejak lahir.
Atas kondisi itu, TNI AD membantu memulihkan kondisi Aprilia agar menjadi pria seutuhnya.
Setelah proses operasinya sukses, Aprilia pun mendapat nama baru. Adapun nama baru Aprilia yang diberikan langsung oleh Hetty Andika Perkasa adalah Lanang.
Baca Juga: BWF Klaim Sudah Berupaya Keras Cari Pengecualian Agar Tim Indonesia Bisa Main di All England
"Saya kasih namanya dengan doa. Jadi saya kasih nama Manganang 'Lanang'," kata istri Jenderal TNI Andika Perkasa itu sebagaimana dikutip mapaybandung.com dari tayangan Youtube TNI AD.
Hetty mengaku jika dia selalu mendoakan Aprlia. Pasalnya dia sudah menganggap Aprilia sebagai anaknya.
"Saya ini seorang ibu yang selalu mendoakan anak-anaknya yang baik-baik. Saya ingin memberi nama untuk Manganang, kalau Manganang mau," kata Hetty.
Baca Juga: Dikalahkan MU di Kandang, AC Milan Tersingkir dari Liga Europa
Aprilia pun menyambutnya dengan gembira.
"Siap," kata Aprilia.
"Saya berharap dengan nama Lanang ini, Manganang ini menjadi lelaki sejati," ucapnya.
Tak sekedar memberi nama dan mendoakan. Hetty pun sudah berbicara kepada suaminya yang juga KSAD Jendral TNI Andika Perkasa agar bisa membimbing Aprilia yang kini bernama Lanang ini agar bisa menjadi pria seutuhnya.
Baca Juga: Ridwan Kamil Jadi Salah Satu Netizen Indonesia yang Protes kepada BWF dan Panitia All England
"Saya kemarin bilang sama bapak, saya ingin bapak mendidik Lanang untuk menjadi lelaki yang bisa menjadi kebanggaan saya," ucapnya.
Hetty berujar memilih nama Lanang untuk Aprlia bukanlah sesuatu yang mudah.
Menurutnya, dia sangat ingin nama ini menjadi doa agar Aprilia bisa menjadi pria sejati.
"Lelaki sejati sesuai kodrat Tuhan buat untuk kamu karena kamu lahir sebagai lelaki. Kamu lahir sebagai lelaki saya dan bapak ingin membantu kamu untuk menjalani apa yang Tuhan lahirkan kami sebagai laki-laki," kata Hetty sambil bercucuran air mata.***