Diduga Sebabkan Pembekuan Darah, Indonesia Resmi Tunda Distribusi Vaksin AstraZeneca

16 Maret 2021, 10:35 WIB
Beberapa negara di eropa dan Indonesia saat ini menghentikan sementara penyuntikan vaksin AstraZeneca.* /Reuters/Dado Ruvic

MAPAY BANDUNG - Pemerintah Indonesia melalui Kementerian Kesehatan resmi menunda distribusi vaksin AstraZeneca setelah adanya laporan kasus pembekuan darah yang terjadi di sejumlah negara di Eropa.

Plt. Dirjen Pencegahan dan Pengendalian Penyakit (P2P) Kementerian Kesehatan Maxi Rein Rondonuwu menyebutkan, masih menunggu hasil kajian Badan Pengawas Obat dan Makanan (BPOM) dan Ahli Imunisasi Nasional (ITAGI).

Dalam konferensi pers yang ditayangkan di kanal Youtube Ombudsman RI Senin 15 Maret 2021 kemarin, dirinya memastikan pemerintah akan menunda distribusi vaksin AstraZeneca.

Baca Juga: Hyungwon Monsta X Akhirnya Miliki Akun Instagram Pribadi

"Kami masih menunggu, mudah-mudahan dalam waktu dekat ini kajian dari BPOM dan ITAGI (Ahli Imunisasi Nasional), dua hari yang lalu sudah mengadakan rapat. Hasil rapat itu menyarankan untuk kita menunda dulu distribusinya. Distribusi AstraZeneca sambil menunggu kajian data-data yang diminta di negara-negara yang sudah pakai AstraZeneca," ujar Maxi.

Ia pun mengungkapkan, BPOM dan ITAGI akan mengkaji temuan kasus pembekuan darah dengan menggunakan data- data dari kasus yang terjadi di negara-negara Eropa.

Baca Juga: Giliran Belanda Hentikan Sementara Penggunaan Vaksin Covid-19 AstraZeneca

Baca Juga: Lokasi dan Jadwal SKCK Keliling Kota Bandung

"Karena ada laporan terkait dengan adanya laporan di Eropa di beberapa negara, BPOM dan ITAGI sudah melakukan rapat meminta data-data terkait efek sampingnya. Kami masih menunggu hasil kajian itu," katanya.

Seperti diketahui sebelumnya, vaksin AstraZeneca telah tiba di Indonesia pada Senin 8 Maret 2021 lalu di Bandara internasional Soekarno-Hatta, Tanggerang.

Sebanyak 1,1 juta dosis vaksin AstraZeneca siap pakai dari 11,7 juta vaksin yang direncanakan datang, melalui skema multirateral COVAX Facility.***

Editor: Rifki Abdul Fahmi

Tags

Terkini

Terpopuler