Lawan Diskriminasi Sawit, Jokowi Ajak Malaysia Komitmen

5 Februari 2021, 13:49 WIB
Presiden Jokowi bertemu Perdana Menteri Malaysia Tan Sri Muhyiddin Yassin di Istana Merdeka, Jakarta, Jumat 5 Februari 2021. /Youtube Sekretariat Presiden

MAPAY BANDUNG - Presiden RI Joko Widodo mengajak Malaysia untuk komitmen bersama melawan diskriminasi komoditas sawit di pasar global.

Menurut Jokowi, perjuangan melawan diskriminasi sawit di pasar global akan lebih optimal jika Malaysia turut mendukung langkah yang sama.

Hal ini ia ungkapkan saat menerima kunjungan Perdana Menteri Malaysia Tan Sri Muhyiddin Yassin di Istana Merdeka, Jakarta, Jumat 5 Februari 2021.

Baca Juga: Termasuk Orang di Lingkaran Jokowi, AHY Ungkap Sosok yang Diduga Berencana Kudeta Partai Demokrat

Baca Juga: TEGAS! Moeldoko Jawab Tudingan Namanya Dikaitkan Isu Kudeta Demokrat

"Perjuangan tersebut akan lebih optimal jika dilakukan bersama, dan Indonesia mengharapkan komitmen yang sama dengan Malaysia mengenai isu sawit ini,” ujar Jokowi.

Jokowi menegaskan, pemerintah Indonesia akan terus berjuang melawan diskriminasi terhadap sawit.

Seperti diketahui, Indonesia memprotes Uni Eropa mengenai rencana aturan Arahan Energi Terbarukan II atau Renewable Energy Directives II (RED II) yang dinilai mendiskriminasikan kelapa sawit.

Baca Juga: Menkes dan Menag Ajak Perayaan Imlek Sederhana Saja

Baca Juga: Youtuber Fitra Eri 'Ngebet' Pengen Review Mobil Esemka: Saya Beli Satu

Indonesia menyatakan siap menggugat Uni Eropa ke Organisasi Perdagangan Dunia (WTO) untuk memprotes langkah diskriminasi ini.

Uni Eropa merupakan salah satu pangsa pasar terbesar ekspor sawit Indonesia, yakni 12 persen. Pasar terbesar minyak sawit Indonesia lainnya adalah China sebesar 18 persen, India 18 persen, dan Pakistan 8 persen.

Dalam RED II, Uni Eropa menetapkan kelapa sawit sebagai tanaman berisiko tinggi (high risk) terhadap deforestasi. Untuk itu, Uni Eropa akan membatasi dan secara bertahap bakal menghapuskan penggunaan minyak kelapa sawit atau Crude Palm Oil (CPO) untuk biodiesel.***

Editor: Rizky Perdana

Tags

Terkini

Terpopuler