Buya Yahya pun menyarankan untuk tidak terlalu mempermasalhkan urusan semacam ini dan jangan menyalahkan perbedaan pendapat tentang bacaan niat puasa.
“Yang penting maksudnya kena,” tuturnya.
Namun begitu Ia memberi contoh tata Bahasa Arab dalam bacaan niat puasa yang mudah dipahami. Jika menggunakan kata Romadhoni (kasrah), maka perkataan selajutnya sannati harus mendapat kasrah juga.
“Nawaitu shauma ghadin 'an ada'i fardhi syahri Ramadhani hadzihis sanati lillahi ta'ala,” ujarnya
“Karena mudhaf ilaih semuanya, enggak ada isim ghoiru munshorif,” sambungnya.
Sama halnya jika niat menggunakan Romadhona, maka kata selanjutnya adala sanata karena menggunakan prinsip isim ghoiru munshorif .
Menurut Buya Yahya, baik Romadhoni atau Romadhona, keduanya benar adalah benar. Lebih lanjut Ia mengungkap untuk tidak memperdebatkan perbedaan niat puasa wajib ini.
Baca Juga: Jadwal Tukang Ojek Preman di RCTI Selama Ramadhan, Pengganti Preman Pensiun yang Gak Tayang
Lebih lanjut Ia menjelaskan jika niat puasa Ramadhan sebaiknya diucapkan secara lisan dan tidak diucapkan dalam hati saja.