Begini Hukum Puasa Rajab 1445 Hijriyah, Sunnah Tapi Dianjurkan untuk Dikerjakan Sebanyak Mungkin

- 12 Januari 2024, 19:45 WIB
Berikut enam keistimewaan puasa rajab salah satunya  pintu neraka ditutup dan Putu surga dibuka
Berikut enam keistimewaan puasa rajab salah satunya pintu neraka ditutup dan Putu surga dibuka /Pixabay/Mohamed_hassan/Dokumentasi PotensiBisnis.com

BRAGA, MAPAYBANDUNG.COM – Malam ini sudah memasuki bulan Rajab 1445 Hijriyah, tak jarang umat muslim berlomba-lomba untuk melaksanakan sunnah rasul yakni berpuasa.

Namun, hal itu juga menjadi sebuah pertanyaan di sebagian orang yang belum tahu apa sebenarnya dasar dari pelaksanaan puasa sunnah Rajab itu sendiri. Lalu, seperti apa penjelasannya?

Baca Juga: Malam Ini Sudah Masuk Rajab 1445 H, Begini Niat Bacaan Puasa Rajab Lengkap Terjemahan dan Keutamaan

Dilansir MapayBandung.com dari laman NU Online, Jumat 12 Januari 2024, pada prinsipnya puasa sunnah dianjurkan untuk dilaksanakan sebanyak mungkin mengingat puasa sarat keutamaan lahir dan batin.

Karenanya, agama Islam tidak akan menghalangi pemeluknya yang ingin mengejar banyak keutamaan melalui puasa selain pada hari-hari tertentu yang dilarang. Teristimewa pula puasa yang diperintahkan Rasulullah SAW seperti puasa Rajab, maka anjuran agama semakin kuat.

Baca Juga: Nabi Muhammad SAW Tunjukan Waktu Mustajab Untuk Berdoa di Hari Jumat, Ternyata Ada di Waktu Ini

Abu Bakar bin M Al-Hishni dalam karyanya Kifayatul Akhyar menyebutkan: 

يستحب الإكثار من صوم التطوع. وهل يكره صوم الدهر؟ قال البغوي: نعم. وقال الغزالي: هو مسنون. وقال الأكثرون: إن خاف منه ضررا أو فوت حق كره، وإلا فلا

Dianjurkan sekali memperbanyak puasa sunnah. Timbul pertanyaan, apakah makruh puasa sepanjang masa? Imam Baghowi berpendapat, makruh. Sementara Imam Ghozali mengatakan, itu justru disunahkan.

Sedangkan mayoritas ulama menjelaskan, selagi khawatir akan mudharat tertentu atau melalaikan kewajiban karenanya, maka puasa sepanjang masa hukumnya makruh. Tetapi jika tidak membawa akibat-akibat tertentu, maka tidak makruh.

Baca Juga: Buya Yahya: Rasulullah Lebih Takut oleh Orang Seperti Ini Dibanding Dajjal, Apa Cirinya?

Di samping anjuran puasa sebanyak mungkin mengingat besarnya keutamaan ibadah jenis ini, Rasulullah SAW menekankan agar umatnya tidak melewatkan kesempatan puasa pada bulan-bulan Haram (mulia) sebagai kesempatan emas.

Syekh Yahya Abu Zakariya Al-Anshori dalam Tahrir Tanqihil Lubab mengatakan sebagai berikut:

وللأمر بصومها في خبر أبي داود وغيره وأفضلها المحرم لخبر مسلم: افضل الصيام بعد رمضان شهر الله المحرم

Perintah berpuasa di bulan mulia tertera pada hadits yang diriwayatkan Imam Abu Dawud dan imam lainnya. Dan yang paling utama dari semua bulan itu adalah Muharram seperti hadits riwayat Imam Muslim. Rasulullah SAW bersabda,

“Puasa paling afdhal setelah Ramadhan itu dikerjakan pada bulan Muharram.”

Adapun perihal bulan-bulan mulia ini, ada baiknya kita mengamati keterangan Syekh Zainuddin Al-Malibari dalam Fathul Mu‘in berikut ini:

أفضل الشهور للصوم بعد رمضان الأشهر الحرم. وأفضلها المحرم، ثم رجب، ثم الحجة، ثم القعدة، ثم شهر شعبان.

"Bulan paling utama untuk ibadah puasa setelah Ramadhan ialah bulan-bulan yang dimuliakan Allah dan Rasulnya. Yang paling utama ialah Muharram, kemudian Rajab, lalu Dzulhijjah, terus Dzulqa‘dah, terakhir bulan Sya‘ban. Puasa yang lebih utama setelah puasa Ramadhan, jelas puasa di bulan Muharram."

Tetapi mana yang lebih utama setelah Muharram, ulama berbeda pendapat. Sebagian ulama mengatakan bulan Sya’ban jatuh setelah Muharram. Sementara Imam Royani memilih Rajab berada di posisi ketiga setelah Ramadhan dan Muharram.

Keterangan ini dikutip dari Kifayatul Akhyar. Pendapat Imam Royani sejurus dengan keterangan sebelumnya di Fathul Mu‘in. Dalam I‘anatut Thalibin, Sayid Bakri bin M Sayid Syatho Dimyathi mengemukakan sejumlah catatan soal Rajab sebagai salah satu bulan mulia di sisi Allah dan Rasulnya.

   ثم رجب هو مشتق من الترجيب، وهو التعظيم لأن العرب كانت تعظمه زيادة على غيره. ويسمى الأصب لانصباب الخير فيه. والأصم لعدم سماع قعقعة السلاح فيه. ويسمى رجم ـ بالميم ـ لرجم الأعداء والشياطين فيه حتى لا يؤذوا الأولياء والصالحين

"'Rajab' merupakan derivasi dari kata 'tarjib' yang berarti memuliakan. Masyarakat Arab zaman dahulu memuliakan Rajab melebihi bulan lainnya. Rajab biasa juga disebut 'Al-Ashobb' karena derasnya tetesan kebaikan pada bulan ini. Ia bisa juga dipanggil 'Al-Ashomm' karena tidak terdengar gemerincing senjata untuk berkelahi pada bulan ini. Boleh jadi juga disebut “Rajam” karena musuh dan setan-setan itu dilempari sehingga mereka tidak jadi menyakiti para wali dan orang-orang saleh."

Dari uraian di atas, kita memperoleh keterangan terkait bulan-bulan terhormat yang mana kita disunahkan untuk berpuasa pada bulan yang dimuliakan Allah SWT dan Rasulullah SAW itu. Wallahu'alam.***

Editor: Haidar Rais


Tags

Artikel Pilihan

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah