Sering Dibilang Bid’ah, Ini Dia Penjelasan Asal Mula Adanya Bilal Tarawih

- 25 Maret 2023, 19:00 WIB
Ilustrasi shalat. Inilah penjelasan tentang awal mula adanya bilal dalam ibadah shalat tarawih yang kerap atau sering dibilang bidah.
Ilustrasi shalat. Inilah penjelasan tentang awal mula adanya bilal dalam ibadah shalat tarawih yang kerap atau sering dibilang bidah. /Unsplash/iman.

MAPAY BANDUNG - Bilal Tarawih adalah orang yang menyerukan bacaan untuk memandu shalat tarawih dan nantinya akan dijawab oleh jama’ah.

Mungkin sebagian dari kamu sudah mengetahuinya, biasanya saat shalat tarawih imam melantunkan bacaan, dan Bilal sebagai pengingat jumlah rakaat tarawih.

Namun, ada sebagian orang yang menilai bahwa adanya bilal tarawih merupakan Bid’ah karena perbuatan tersebut tidak pernah diperintahkan maupun dicontohkan oleh Nabi Muhammad.

 

Kemudian Buya Yahya menjelaskan bahwa hal itu hanya untuk mempermudah hitungan tarawih saja.

“sebetulnya Bilal tu adalah untuk mempermudah itungannya saja, bacaannya pun bisa diubah-ubah, jadi bukan bid’ah,” ujar Buya Yahya dalam salah satu video Youtube channel Abdurrahman Marpaung, dikutip MapayBandung.com, Sabtu 25 Maret 2023.

Baca Juga: Inilah Arti Nama Pasar Cimol di Gedebage Bandung, Ternyata Bukan Berasal dari Makanan

Bacaan bilal tersebut meyuarakan empat khalifah Rasulullah yang kerap kita kenal dengan sebutan khulafaurrasyidin.

Pada keempat bacaan itu kita akan menemukan kalimat dengan nama-nama sahabat Rasulullah, yakni Abu Bakar A-Shiddiq, Umar bin Khattab, Ali bin Abi Thalib, serta Utsman bin ‘Affan.

Dilansir Youtube Berbagi Manfaat Untuk Sesama, Ustadz Salim A Fillah, seorang dai yang juga pegiat budaya Islam di tanah Jawa menyampaikan penjelasan mengenai asal mula munculnya bacaan bilal dalam tarawih.

Ia menyampaikan tradisi tersebut berasal dari para ulama Kesultanan Mataram yang melaksanakan shalat tarawih.

Karena dulu ketika Islam masuk ke Nusantara ada kelompok yang ingin mendompleng, yaitu orang-orang yang membenci khulaur rasyidin.

“Saya nanya ke si mbah saya kenapa toh kok kaya begini. Ceritanya begini, dulu ketika Islam masuk ke Nusantara, ternyata ada yang ikut pengen domplen yaitu orang-orang yang membeci khulaurrasyidin,” Ujar Ustadz Salim dalam videonya.

Baca Juga: SEDANG TAYANG, Ini Link Live Streaming Final MasterChef Indonesia Season 10

 

Oleh sebab itu, para ulama Mataram mengkreasi suatu bacaan untuk menjaga masjid-masjidnya dari pengaruh syiah.

Salah satu tokoh syiah saat itu adalah Syekh Siti Jenar yang namanya memiliki makna tanah merah alias tanah Karbala, karena tanah merah yang dimaksud adalah tanah yang penuh dengan darah.

Salah satu murid Syeh Siti Jenar yang terkenal adalah Ki Ageng Pengging.

Saat itu dakwah mereka terbilang gencar. Ki Ageng Pengging bahka tercatat sebagai tokoh yang memberontak kepada Kesultanan Demak.

Baca Juga: Enak Banget! Jualan Minuman Ini Saat Ramadhan Dijamin Untung Banyak, Simak Resepnya

Untuk melawan itu semua, para ulama dulu membentengi umat dengan bacaan-bacaan yang mengandung nama Khulafaurrasyidin, dengan tujuan agar orang syi’ah yang shalat di situ keluar karena pasti tidak kuat mendengarnya.

Islam syiah atau syiah sendiri merupakan kaum yang mempercayai bahwa Nabi Muhammad mengangkat Ali bin Abi Thalib sebagai penggantinya, karena menurut mereka hanya keturunan Nabi Muhammad yang pantas menjadi khalifah.*** (Nurul Izzah Pantjita/JOB Training)

Ikuti berita MapayBandung.com lainnya di Google News.

Editor: Rian Firmansyah


Tags

Artikel Pilihan

Terkait

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah

x