Ushalli sunnatal khusuufi rak’ataini imaaman/mamuuman lillahi ta’aalaa.
Artinya: “Aku niat sholat sunnah gerhana bulan sebagai imam/makmum dua rakaat karena Allah ta’ala.
2. Takbiratul ihram atau takbir seperti shalat biasa.
3. Membaca do’a iftitah, baca taawudz, membaca surat Al Fatihah dilanjutkan membaca surat yang panjang, sambil dikeraskan suaranya.
"Nabi SAW, menjaharakan (mengeraskan bacaanya ketika shalat gerhana,” (HR. Bukhori no 1065 dan Muslim no. 901).
4. Rukuk.
5. Bangkit dari rukukatau I’tidal.
6. Setelah I’tidal, tidak langsung sujud tapi dilanjutkan dengan membaca Al- Fatihah dan surat lain (surat yang panjang).
7. Kemudian rukuk kembali (rukuk kedua) yang panjangnya lebih pendek dari rukuk sebelumnya.
8. Selanjutnya bangkit dari rukuk.
9. Sujud yang panjang dengan mengulang-ulang bacaan sujudnya.
10. Dilanjutkan dengan duduk diantara dua sujud, kemudian sujud kembali seperti sholat biasa.
11. Kemudian bangkit dari sujud lalu mengerjakan raka’at kedua sebagaimana rakaat pertama.
Sebagai catatan, pada rakaat kedua bacaan lebih pendek dari bacaan rakaat pertama.
12. Tasyahud.
13. Salam.
Usai melaksanan sholat gerhana bulan total, imam dapat menyampaikan khutbah kepada para jemaah yang berisi anjuran untuk berdzikir, memperbanyak doa, meminta ampunan, atau bersedekah.
Lantas kapan sholat gerhana bulan total dapat segera dilaksanakan? Mengutip dari laman LAPAN, berikut waktu gerhana bulan total dari di berbagai daerah di Indonesia.