Hikmah Kenapa Nabi Muhammad SAW Lahir di Hari Senin, Berikut Penjelasannya

- 18 Oktober 2021, 18:35 WIB
Ada tiga amalan sunnah saat Maulid Nabi Muhammad SAW, salah satunya membaca sholawat yang bisa memperlancar rezeki. PIXABAY/chidioc
Ada tiga amalan sunnah saat Maulid Nabi Muhammad SAW, salah satunya membaca sholawat yang bisa memperlancar rezeki. PIXABAY/chidioc /

MAPAY BANDUNG - Maulid Nabi Muhammad SAW selalu diperingati umat Islam di seluruh dunia termasuk Indonesia setiap tanggal 12 Rabiul Awal pada kalender Hijriyah.

Hari tersebut ditetapkan sebagai peringatan Maulid Nabi Muhammad SAW, karena bertepatan dengan tanggal kelahiran Rasulullah pada 12 Rabiul Awal tahun 571 Masehi.

Waktu kelahiran Nabi Muhammad SAW disambut gembira oleh umat Islam di seluruh dunia sebagai simbol terbitnya fajar budi pekerti dan nilai-nilai luhur kemanusiaan serta keilahian.

Allah memilihkan hari dan bulan kelahiran Nabi Muhammad SAW bukan di hari-hari dan bulan-bulan lain yang dinilai “baik” dalam Islam.

Baca Juga: Ini 4 Cara Memperingati Maulid Nabi Muhammad SAW, Cara Mudah Mengundang Berkah

Allah memilih kelahiran Nabi Muhammad SAW jatuh pada Senin, 12 Rabiul Awal. Allah tidak memilih hari kelahirannya pada malam lailatul qadar, malam nisfu Sya'ban, hari Jumat, atau malam Jumat.

Allah juga tidak memilih kelahiran Nabi Muhammad SAW pada Ramadhan, bulan di mana Al-Qur’an diturunkan, atau bulan-bulan mulia dalam Islam.

Dibalik itu semua tentu ada hikmah yang dapat dipetik oleh umat Islam.

Seperti dikutip MapayBandung.com dari laman nu.or.id Senin 18 Oktober 2021, Ibnul Haj, seperti dikutip Jalaluddin As-Suyuthi, menyebut empat hikmah di balik kelahiran Nabi Muhammad SAW pada hari Senin, bulan Rabiul Awal.

Baca Juga: Ustadz Adi Hidayat Cerita Asal-Usul Perayaan Maulid Nabi Muhammad SAW, Ada Tiga Versi

Pertama, hari Senin adalah hari di mana Allah menciptakan pohon.

Hari Senin mengingatkan pada penciptaan makanan pokok, rezeki, aneka buah, dan ragam kebaikan yang menjadi logistik dan asupan manusia serta menyenangkan hati mereka.

Kedua, secara etimologi, kata “Rabi” berarti musim semi sebagai isyarat dan optimistis kalau dikaitkan secara etimologi

Abu Abdirrahman As-Shaqli mengatakan, “Setiap orang memiliki ‘nasib’ (baik) dari namanya.”

Baca Juga: Ingin Meningkatkan Kepekaan Batin? Langsung Saja Lakukan 5 Amalan Ini

Ketiga, musim semi atau Ar-Rabi’ merupakan musim yang paling pas atau adil dan terbaik sebagaimana syariat Nabi Muhammad saw yang paling adil dan paling toleran.

Keempat, Allah memang ingin memuliakan hari Senin tersebut karena kelahiran Nabi Muhammad saw.

Seandainya Nabi Muhammad saw dilahirkan pada waktu mulia yang sudah ada, niscaya orang mengira bahwa Nabi Muhammad saw menjadi mulia karena dilahirkan pada waktu mulia.

Demikianlah empat hikmah atas waktu kelahiran Nabi Muhammad SAW yang dikemukakan oleh Ibnul Haj, Wallahu a’lam.***

Editor: Haidar Rais


Tags

Artikel Pilihan

Terkait

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah