Ustadz Adi Hidayat Cerita Asal-Usul Perayaan Maulid Nabi Muhammad SAW, Ada Tiga Versi

- 18 Oktober 2021, 16:10 WIB
Ustaz Adi Hidayat
Ustaz Adi Hidayat /Instagram.com / @adihidayatofficial

MAPAY BANDUNG - Maulid Nabi Muhammad SAW merupakan peringatan kelahiran Nabi Muhammad SAW.

Nabi Muhammad SAW lahir pada tanggal 12 Rabiul awal di kota Mekkah, pada saat itu kota Mekkah sedang diserang oleh pasukan gajah yang dipimpin oleh Raja Abrahah.

Maulid Nabi Muhammad SAW pada tahun ini akan diperingati pada tanggal 19 Oktober 2021 atau bertepatan dengan 12 rabiul awal 1443 Hijriah.

Mengenai sejarah Maulid Nabi Muhammad SAW memiliki banyak versi mengenai tepat pada tahun keberapa Maulid Nabi Muhammad SAW mulai dilakukan.

Maka momentum kelahiran Nabi Muhammad SAW dihidupkan atau dikenang kembali oleh para orang Shalih terdahulu, karena pada saat setelah Nabi wafat manusia pada zaman itu mulai lupa akan tuntunan dan ajaran Nabi Muhammad SAW. Maka dari itu tercetuslah Maulid Nabi SAW untuk mengingat kembali perjuangan dan tuntunan umat manusia.

Baca Juga: Maulid Nabi Muhammad Saat Pandemi, Buya Yahya Kasih Pesan yang Bisa Bikin Nabi Senang

Seperti yang dilansir MapayBandung.com melalui kanal Youtube Cahaya Hijrah pada Senin, 18 Oktober 2021 Ustadz Adi Hidayat mengatakan pendapat mengenai awal mula sejarah Nabi Muhammad SAW berbeda-beda, dikisaran tahun 362-567 Hijriah adapula yang mengatakan dikisaran tahun 549-630 Hijriah dan adapula yang mengatakan sekitar tahun 567-640 Hijriyah.

Menurut Ustadz Adi Hidayat sejarah Maulid Nabi Muhammad SAW dicetuskan di kota Mesir oleh Abu Tamim pada saat Dinasti Ubaid.

“Jadi saat itu perayaan Maulid Nabi hanyalah sebuah perayaan saja dikisaran tahun 326-567 dan ada pendapat yang menyatakan haluannya adalah Syiah,” ucap Ustadz Adi Hidayat.

Ustadz Adi Hidayat menambahkan adapun beberapa pendapat bahwa Maulid Nabi mulai dicetuskan pada tahun 549-630 di Irak, tepatnya di Kota Irbil yang mencetuskannya adalah Gubernur Irbil Sultan Abu Said Muzhaffar Kukabri.

Saat itu, ia mengumpulkan para pemuda, ulama, dan para ahli untuk menjelaskan mengenai keutamaan, kemuliaan, hingga perjalanan hidup Nabi Muhammad SAW.

Baca Juga: Mengapa Perayaan Maulid Nabi Muhammad SAW Hukumnya Sunnah? Ini 5 Alasannya

“Jadi pada waktu itu menurut beberapa pendapat Sultan Abu Said Muzhaffar Kukabri, mengumpulkan para ulama, ustadz, hingga pemuda disekitar Irbil untuk diberi pemahan oleh para ulama dan ahli mengenai perjuangan Nabi Muhammad SAW, hal ini dilakukan karena keprihatinan Sultan Abu Said Muzhaffar Kukabri terhadap umat Muslim pada zaman itu yang mulai melupakan nilai-nlai yang diajarkan Rasullullah,” terang Ustadz Adi Hidayat.

Dan pendapat yang ketiga adalah Maulid Nabi Muhammad SAW dihidupkan kembali sekitar rentan tahun 567-640 Hijriyah oleh Sultan Shalahudin Al-Ayyubi.

Tujuan beliau memperingati Maulid Nabi Muhammad SAW adalah untuk meningkatkan semangat jihad kaum muslimin pada saat itu dalam menghadapi perang salib melawan kaum salibis dari Eropa dan merebut Yerussalem dari tangan kerajaan Salibbis.

Dari beberapa teori diatas disatukan tanpa harus mempertentangkanya, yang perlu kita ambil dari Maulid Nabi Muhammad SAW bukan lah perayaannya atau pestanya melainkan mengingat sosok Nabi Muhammad SAW, kemuliaanya, ajaran Nabi Muhammad SAW, semangatnya dalam menyebarkan agama Islam dan masih banyak lagi yang harus diteladani dari Nabi Muhammad SAW.***

Editor: Haidar Rais


Tags

Artikel Pilihan

Terkait

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah

x