Ramadhan 2024 Tiba, Ini 3 Amalan Utama Sambut Puasa, Salahsatunya Ziarah

4 Maret 2024, 16:00 WIB
Suasana ziarah di TPU Sirnaraga Kota Bandung, hari ini Jumat 14 Mei 2021./ BUDI SATRIA/PRFMNEWS /



BRAGA, MAPAYBANDUNG.COM - Ramadhan 1445 Hijriyah atau 2024 masehi sebentar lagi tiba. Awal puasa diperkirakan jatuh pada 12 Maret 2024.

Banyak hal yang bisa kita lakukan dalam menyambut bulan suci yang tentunya adalah dengan melakukan berbagai amalan.

Amalan-amalan ini bisa dilakukan agar puasa dan ibadah lainnya di Ramadhan yang akan kita kerjakan bisa sempurna.

Lantas apa amalan-amalan yang sebaiknya dilakukan dalam rangka menyambut bulan Ramadhan ini?

Baca Juga: UPDATE Klasemen Liga 1 2023/24: Persib Raih 48 Poin Usai Menang Besar dari RANS Nusantara

Dilansir MapayBandung.com dari laman NU Online, Senin 4 Maret 2024, berikut 3 amalan utama menyambut bulan Ramadhan.

1. Niat

Niat adalah amalan terpenting menyambut Ramadan. Kita mesti niat menyambut Ramadhan dengan ikhlas dan gembira. Karena hal itu dapat menjauhkan diri dari api nereka.

Sebuah hadits yang termaktub dalam Durrotun Nasihin menjelaskan,

مَنْ فَرِحَ بِدُخُولِ رَمَضَانَ حَرَّمَ اللهُ جَسَدَهُ عَلىَ النِّيْرَانِ

"Siapa bergembira dengan masuknya bulan Ramadhan, Allah akan mengharamkan jasadnya masuk neraka"

Begitu mulianya bulan Ramadhan sehingga untuk menyambutnya saja, Allah telah menggaransi kita selamat dari api neraka. Oleh karena itu wajar jika para ulama salaf terdahulu selalu mengucapkan doa:

اَللَّهُمَّ بَارِكْ لَنَا فِى رَجَبَ وَ شَعْبَانَ وَ بَلِغْنَا رَمَضَانَ

"Ya Allah sampaikanlah aku dengan selamat ke Ramadhan, selamatkan Ramadhan untukku dan selamatkan aku hingga selesai Ramadhan".

Kita diberi usia sampai kepada Ramadhan adalah kebahagiaan yang luar biasa, karena hanya di bulan itu kita bisa mendapatkan nikmat dan karunia Allah yang tidak terkira.

Tidak mengherankan jika Nabi SAW dan para sahabat menyambut Ramadhan dengan senyum dan tahmid, serta melepas kepergian Ramadhan dengan tangis.

Baca Juga: POPULER HARI INI: Desain Tol Dalam Kota Bandung Sepanjang 27,3 Meter

2. Ziarah

Berziarah ke makam orang tua; mengirim doa untuk mereka menjadi amalan lain uang bisa kita lakukan jelang Ramadhan.

Mengirim doa untuk para leluhur dan sekaligus bertawassul kepada mereka semoga diberi keselamatan dan berkah dalam menjalankan puasa selama sebulan mendatang.

Tawassul dalam berdoa merupakan anjuran dalam islam. Sebagaimana termaktub dalam Surat Al-Maidah ayat 35

يَا أَيُّهَا الَّذِينَ آمَنُوا اتَّقُوا اللَّـهَ وَابْتَغُوا إِلَيْهِ الْوَسِيلَةَ وَجَاهِدُوا فِي سَبِيلِهِ لَعَلَّكُمْ تُفْلِحُونَ

Artinya: Hai orang-orang yang beriman, bertakwalah kepada Allah dan carilah jalan yang mendekatkan diri kepada-Nya, dan berjihadlah pada jalan-Nya, supaya kamu mendapat keberuntungan. (Q.S. al-Maidah: 35).

Diriwayatkan pula dari sahabat Ali bin Abi Thalib, bahwa Rasulallah SAW ketika menguburkan Fatimah binti Asad, ibu dari sahabat Ali bin Abi Thalib, beliau berdoa :

اَللَّهُمَّ بٍحَقٍّيْ وَحَقِّ الأنْبٍيَاءِ مِنْ قَبْلِيْ اغْفِرْلأُمِّيْ بَعْدَ أُمِّيْ

Artinya: Ya Allah dengan hakku dan hak-hak para nabi sebelumku, Ampunilah dosa ibuku setelah Engkau ampuni ibu kandungku. (H.R.Thabrani, Abu Naim, dan al-Haitsami) dan lain-lain.

3. Saling memaafkan

Mengingat bulan Ramadhan adalah bulan suci, maka tradisi bersuci pun menjadi sangat sesuai ketika menghadapi bulan Ramadhan.

Baik bersuci secar lahir seperti membersihkan rumah dan pekarangannya, mengecat kembali mushalla, maupun bersuci secara batin yang biasanya diterjemahkan dengan saling memaafkan antar sesama umat muslim, terutama keluarga, tetangga dan kawan-kawan.

Hal ini sesuai dengan anjuran Islam dalam Al-Baqarah ayat 178;

..فَمَنْ عُفِيَ لَهُ مِنْ أَخِيهِ شَيْءٌ فَاتِّبَاعٌ بِالْمَعْرُوفِ وَأَدَاءٌ إِلَيْهِ بِإِحْسَانٍ ذَلِكَ تَخْفِيفٌ مِنْ رَبِّكُمْ وَرَحْمَةٌ فَمَنِ اعْتَدَى بَعْدَ ذَلِكَ فَلَهُ عَذَابٌ أَلِيمٌ

Maka barangsiapa yang mendapat suatu pemaafan dari saudaranya, hendaklah (yang memaafkan) mengikuti dengan cara yang baik, dan hendaklah (yang diberi maaf) membayar (dia) kepada yang memberi maaf dengan cara yang baik (pula). Yang demikian itu adalah suatu keringanan dari Tuhan kamu dan suatu rahmat. Barangsiapa yang melampaui batas sesudah itu, maka baginya siksa yang sangat pedih.(QS. 2:178)

Baca Juga: Layanan BRT Bandung Raya Tersedia di Stasiun Tegalluar, Kolaborasi KCIC dan Dishub Jabar

Menurut sebuah hadis shahih, Nabi Muhammad SAW pernah menganjurkan agar siapa yang mempunyai tanggung jawab terhadap orang lain, baiknya itu menyangkut kehormatan atau apa saja, segera menyelesaikannya di dunia ini, sehingga tanggung jawab itu menjadi bebas (bisa dengan menebus, bisa dengan meminta halal, atau meminta maaf).

Sebab nanti di akherat sudah tidak ada lagi uang untuk tebus menebus. Orang yang mempunyai tanggungan dan belum meminta halal ketika dunia, kelak akan diperhitungkan dengan amalnya: apabila dia punya amal saleh, dari amal salehnya itulah tanggungannya akan ditebus; bila tidak memiliki, maka dosa atas orang yang disalahinya akan ditimpakan kepadanya, dengan ukuran tanggungannya. (Lihat misalnya, jawahir al-Bukhori, hlm. 275, hadis nomer: 353 dan shahih Muslim, II/430).

Dengan kata lain, jika seseorang ingin bebas dari kesalahan sesama manusia, hendaklah meminta maaf kepada yang bersangkutan. Begitu pula jika seseorang menginginkan kesucian diri guna menyambut bulan yang suci maka hendaklah saling memafkan. Wallahualam.***

Editor: Rian Firmansyah

Tags

Terkini

Terpopuler