Bagaimana Hukum Melaksanakan Sholat Rebo Wekasan? Benarkah untuk Tolak 320 Bala atau Bencana?

21 September 2022, 06:20 WIB
Ilustrasi Rebo Wekasan /Antara/

MAPAY BANDUNG - Rebo Wekasan, sebuah istilah yang digunakan masyarakat untuk menamai hari rabu terakhir di bulan Safar.

Menurut kepercayaan masyarakat, Allah SWT akan menurunkan 320 bala atau bencana ke muka bumi pada hari Rebo Wekasan.

Bahkan, sebagian masyakat meyakini jika turunnya bala harus dihadapi dengan sholat Rebo Wekasan.

Lantas, bagaimana hukum melaksanakan sholat Rebo Wekasan? benarkah dianjurkan para Ulama?

Dilansir MapayBandung.com dari NU Online Rabu 21 September 2022, terdapat dua pandangan umum mengenai sholat Rebo Wekasan.

Menurut Hadratussyekh KH Hasyim Asy'ari, sholat Rebo Wekasan adalah haram karena tidak dianjurkan dalam islam.

Baca Juga: Hukum Melaksanakan Sholat Rebo Wekasan hingga Niat dan Tata Cara yang Dianjurkan, Benarkah Turun Bala?

Tetapi menurut Syekh Abdul Hamid bin Muhammad Quds al-Maki dalam kitab Kanz al-Nazah wa al-Surur menyatakan jika sholat Rebo Wekasan boleh dilakukan.

Asalkan, sholat Rebo Wekasan tidak diniatkan khusus, melainkan dilakukan sebagai sholat sunnah mutlak.

Perbedaan pandangan mengenai sholat Rebo Wekasan adalah hal lumrah, jadi tak perlu diperdebatkan dan jadi masalah.

Lantas, bagaimana cara melakukan sholat sunnah pada hari Rebo Wekasan?

Berikut tata cara sholat Rebo Wekasan:

Baca Juga: Pemilik Burung Perkutut Wajib Tahu! Inilah 5 Settingan yang Wajib Dilakukan Agar Perkutut Juara Kontes Kicau

1. Membaca niat sholat sunnah mutlak dua rakaat

صَلِّيْ سُنَّةً رَكْعَتَيْنِ لِلّٰهِ تَعَالَى

Ushallî sunnatan rak’ataini lillâhi ta’âla Artinya, "Saya niat shalat sunnah dua rakaat karena Allah ta’ala."

2. Setelah membaca al-Fatihah, baca Surat Al-Kautsar 17 kali, Al-Ikhlas 5 kali, Al-Falaq dan An-Nas sekali setiap rakaat

3. Lakukan shalat sebagaimana biasanya dua rakaat. 4. Setelah salam, membaca doa

5. Shalat sunnah mutlak dua rakaat ini dilakukan dua kali

Begitulah hukum sholat Rebo Wekasan berdasarkan pandangan para ulama.***

Editor: Haidar Rais

Sumber: NU Online

Tags

Terkini

Terpopuler