Network
BRAGA, MAPAY BANDUNG - Untuk mencari formula terbaik program makan siang gratis yang diusung oleh Prabowo Subianto dan Gibran Rakabuming, Wakil Ketua Dewan Pembina Partai Gerindra, Dedi Mulyadi, melakukan simulasi di SDN Ciwangi, Kabupaten Purwakarta, Jawa Barat.
Simulasi yang digagas Dedi Mulyadi bertujuan untuk menemukan cara yang paling efektif dalam menyelenggarakan program tersebut.
Dedi Mulyadi menjelaskan bahwa dalam simulasi tersebut dilakukan dua pola pemberian makan siang gratis kepada para pelajar.
Pertama, makan siang disediakan oleh Forum Orang Tua Siswa (Fortusis), dan kedua, uang langsung diberikan kepada orang tua siswa untuk membelikan makan siang bagi anak-anak mereka.
Kedua pola tersebut diberikan dengan nilai yang sama, yaitu Rp15 ribu per anak.
Baca Juga: Warga Mengeluh Harga Beras Mahal! Dedi Mulyadi: Kalau Beli Rokok Rp12 Ribu Enggak Mahal
“Kalau di tempat lain, makan siang gratis itu pemerintah yang menyiapakan, masak di sekolah atau pakai katering,” ucap Dedi Mulyadi.
“Saya punya ide baru, kasih uangnya ke orang tua senilai Rp15 ribu dulu, suruh dimasak di rumahnya, nanti hasil Rp15 ribu itu jadi apa?” sambungnya dikutip dari kanal YouTube KANG DEDI MULYADI CHANNEL yang diakses pada Selasa 5 Maret 2024.
Hasil dari simulasi tersebut menunjukkan bahwa makan siang yang disediakan oleh Fortusis cenderung seragam dengan menu nasi, ayam teriyaki, tumis, dan satu buah jeruk.
Namun, makan siang yang dibuat langsung oleh orang tua siswa menawarkan variasi yang lebih beragam, dengan potongan daging yang lebih besar, lebih banyak sayur dan buah, serta bekal yang disesuaikan dengan selera anak.
Baca Juga: Maju Jadi Cagub Jabar 2024, Dedi Mulyadi Tunggu Arahan Sosok Ini
Dari hasil simulasi ini, Dedi Mulyadi mengusulkan agar subsidi makan siang gratis diberikan langsung kepada orang tua siswa.
Hal ini bertujuan agar orang tua memiliki kendali langsung atas pengelolaan uang tersebut untuk membeli makan siang anak-anak mereka.
Menurutnya, jika program ini dikelola oleh pihak ketiga, efisiensi akan berkurang karena terdapat birokrasi administratif yang dapat mengganggu aspek kualitas dan kuantitas makanan.
Dedi juga menegaskan bahwa program makan siang gratis bukanlah hal baru baginya. Saat menjabat sebagai Bupati Purwakarta, Ia pun pernah menjalankan program serupa dengan memberikan telur dan susu gratis kepada seluruh siswa.
Ia menunjukkan bahwa anggaran untuk program ini dapat diakomodasi, seperti yang ia lakukan di Purwakarta meskipun memiliki APBD yang terbatas.
Selain itu, Dedi Mulyadi juga melihat potensi program ini untuk memberikan dampak positif jangka panjang. Dengan adanya makan siang gratis, uang jajan anak dari orang tua bisa dialihkan untuk ditabung.
Rencananya, sekolah akan bekerja sama dengan bank untuk menyelenggarakan program tabungan bagi siswa.
Meskipun Dedi Mulyadi memberikan usulannya, ia menyatakan bahwa kebijakan terkait program ini sepenuhnya bergantung pada pemerintahan Prabowo Subianto-Gibran Rakabuming Raka.
Simulasi yang dilakukan olehnya hanya merupakan langkah awal untuk mencari formula terbaik dalam penyelenggaraan program ini.***
