Baca Juga: Link Nonton Streaming Yordania vs Korea Selatan Semifinal Piala Asia 2023, Live TV Mana?
Lalu pada era pasca-kemerdekaan, khususnya sekitar tahun 1964 hingga 1967, lapangan balap kuda di Tanah Sareal ini kembali hidup dengan orang-orang yang tertarik untuk menguji kemampuan kuda mereka.
Walikota Ahmad Syam kemudian mengubah bekas lapangan pacuan kuda Tanah Sareal tersebut menjadi lapangan sepak bola yang diberi nama Stadion Purana.
Nama Purana memiliki arti Sejarah Jaman Dulu atau Sejarah Kuno, nama tersebut dipilih karena Bogor memiliki sejarah yang kaya terutama sebagai ibukota Kerajaan Pajajaran.
Berlanjut hingga 1974, stadion ini mengalami perubahan nama menjadi Stadion Pajajaran yang dilakukan sebelum acara PORDA Jabar.
Baca Juga: Dibangun Tahun 1954, Ini Stadion Pertama yang Dibangun di Jawa Barat, Lokasinya Ada di Bandung Loh
Nama Padjajaran diambil dari nama kerajaan yang pernah berkuasa di Tanah Pasundan, yaitu kerjaan Pajajaran. Nama baru tersebut dianggap lebih mencerminkan kebanggaan masyarakat Sunda atas sejarah mereka dengan kerajaan tersebut.
Meskipun berganti nama, masyarakat Bogor masih sering menyebut stadion ini sebagai Stadion Purana hingga tahun 1990-an. Namun, generasi muda lebih akrab dengan nama Stadion Pajajaran.
Stadion Padjajaran saat ini
Stadion Pajajaran mengalami masa kejayaan di mana beberapa klub sepak bola yang tergabung dalam GALATAMA (Liga Sepakbola Utama) yang menggunakan stadion ini sebagai kandang, seperti Perkesa 78 dan Yanita Utama. Bahkan Yanita Utama saat itu berhasil menjadi juara GALATAMA pada tahun 1983-1984.
Prestasi ini berlanjut ketika GALATAMA digabung dengan Perserikatan menjadi Liga Indonesia, di mana Persatuan Sepakbola Bogor (PSB) menggunakan stadion ini sebagai homebase hingga tahun 2010.