Ingin Industri Masuk Kurikulum SMK, Gubernur Ridwan Kamil: Ada SMK Kurikulum Shopee

- 11 Oktober 2021, 19:35 WIB
 Gubernur Jabar Ridwan Kamil saat membuka Perdagangan Anggota Bursa Sponsor PT Mandiri Sekuritas dan Perusahaan Efek Daerah PT Bjb Sekuritas Jawa Barat di Gedung BEI Jakarta, Jumat (8/10/2021). (Foto: Pipin Sauri/Biro Adpim Jabar)
Gubernur Jabar Ridwan Kamil saat membuka Perdagangan Anggota Bursa Sponsor PT Mandiri Sekuritas dan Perusahaan Efek Daerah PT Bjb Sekuritas Jawa Barat di Gedung BEI Jakarta, Jumat (8/10/2021). (Foto: Pipin Sauri/Biro Adpim Jabar) /

MAPAY BANDUNG - Gubernur Jawa Barat (Jabar) Ridwan Kamil mengaku pihaknya saat ini tengah mendorong terobosan baru dalam dunia pendidikan vokasi dalam hal ini Sekolah Menengah Kejuruan (SMK).

Ia mengungkapkan harapannya soal penambahan kurikulum dalam pelaksanaan pendidikan di SMK. Ridwan Kamil menyebut Pemprov Jabar tengah mendorong industri untuk masuk dalam kurikulum SMK.

"Jawa Barat sudah melakukan persiapan beradaptasi karena penyumbang pengangguran tertinggi itu lulusan SMK. Padahal SMK itu didesain untuk cepat kerja. Kedua kami melakukan terobosan-terobosan dengan mengajak industri untuk mewarnai kurikulum SMK. Ada SMK kurikulum Shopee," kata dia dalam siaran pers.

Baca Juga: Kuntilanak Terbang Terekam Kamera hantui Warga di Banten, Sorot Matanya Merah Menyala

Sebab, berdasarkan data Badan Pusat Statistik (BPS) Jabar, Tingkat Pengangguran Terbuka (TPT) lulusan SMK mencapai 14,87 persen pada Februari 2021.

Sehingga untuk menekan angka penganguran di Jabar itu, salah satunya dengan menyalurkan lulusan SMK yang sudah dibekali pengetahuan tentang industri untuk masuk ke dunia kerja.

Selain itu, menurutnya, SMK juga harus mulai meninggalkan hal-hal dan kebiasaan yang sudah tidak relevan dengan dunia kerja. Mengingat saat ini, Indonesia sedang mengalami salah satu disrupsi industri digital 4.0.

Baca Juga: Heboh! Uang Rp1,3 Miliar Raib Dirampok, Ternyata Cuma Karangan Korban

Disrupsi industri 4.0 ini, lanjutnya, akan menghilangkan sekitar 75 juta pekerjaan yang sifatnya rutin. Beberapa contoh pekerjaan yang bisa hilang dan digantikan, seperti pegawai entri data, pegawai pembukuan akuntansi, Sekretaris Administrasi dan Eksekutif, hingga pekerja pos.

Halaman:

Editor: Haidar Rais


Tags

Artikel Pilihan

Terkait

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah

x