Wagub Jabar Prihatin Banyak Kiai Meninggal Selama Masa Pandemi Covid-19

- 5 Agustus 2021, 10:02 WIB
Wakil Gubernur Jawa Barat  Uu Ruzhanul Ulum memberikan nasihat untuk pemuda Himpunan Mahasiswa Islam (HMI) Jabar.
Wakil Gubernur Jawa Barat Uu Ruzhanul Ulum memberikan nasihat untuk pemuda Himpunan Mahasiswa Islam (HMI) Jabar. /Dok.Humas Pemerintah Daerah Provinsi Jawa Barat

MAPAY BANDUNG - Wakil Gubernur Jawa Barat (Jabar), Uu Ruzhanul Ulum mengungkapkan keprihatinannya karena banyak Kiai yang meninggal di berbagai Kabupaten/Kota di Jabar yang jumlahnya sudah ratusan orang selama masa Pandemi Covid-19.

Hal ini disampaikan Uu sehubungan dengan penyampaian meninggalnya tiga anggota kiai dari keluarga besar Pondok Pesantren Miftahul Huda. Tiga Kiai yang meninggal yaitu KH. Muhammad Fathoni Saleh, KH. Khoeruman Azam dan KH. Ali Mustofa yang ketiganya merupakan Dewan Kiai di Pondok Pesantren Miftahul Huda Manonjaya.

Uu yang pula berstatus anggota komunitas Pondok Pesantren mengaku turut prihatin dengan banyaknya sosok kiai dan masyarakat yang meninggal.

Wagub menyampaikan informasi setelah berbincang dengan tenaga kesehatan mengenai Covid. Faktor terbesar yang memicu meninggalnya seseorang pada pandemi ini, adalah penyakit tidak menular (PTM) yang ada dalam tubuh si penderita.

Baca Juga: Corona Kembali ke Wuhan, Pemerintah Putuskan Lockdown, Panic Buying pun Tak Terhindarkan

Bisa dikatakan, penderita yang meninggal adalah seseorang yang memiliki riwayat sakit bawaan (komorbid). Melihat hal ini Uu merasa banyak kiai yang mungkin merasa sehat namun sebenarnya tubuhnya tidak sehat sepenuhnya.

Meneruskan informasi dari tenaga kesehatan, Uu selaku cendekiawan muslim menghimbau kepada masyarakat dan kiai untuk bisa menjaga kesehatan. Hal ini supaya menjadi daya dorong untuk keluarga, para santri, dan para simpatisan semua untuk menjaga kesehatan para kiai bersama-sama.

“Jangan memaksakan kiai untuk datang ke suatu lokasi untuk ceramah dan yang lain kalau sedang sakit atau jangan memaksakan untuk bersalaman, untuk datang atau bersilahturahmi pada kiai padahal lagi sakit,” ujar Uu.

Ia pun berharap kepada keluarga, simpatisan, pendukung juga bisa turut serta menjaga kiai karena keberadaannya sudah semakin langka. Saat ini semakin sulit untuk menjadi kiai atau guru mursyid karena prosesnya tidak mudah dan tidak tiba-tiba.

Halaman:

Editor: Haidar Rais


Tags

Artikel Pilihan

Terkait

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah

x