Jalan Tol Bocimi GT Parungkuda yang Longsor Semalam Ternyata Belum Genap 1 Tahun Diresmikan

4 April 2024, 11:15 WIB
Penampakan longsor di Jalan Tol Bocimi Seksi II Exit GT Parungkuda Sukabumi pada Rabu, 3 April 2024 /Instagram @infojawabarat/

BRAGA, MAPAYBANDUNG.COM - Jalan Tol Bocimi Kilometer 64 Parungkuda dilaporkan longsor pada Rabu 3 April 2024 malam. Berdasarkan informasi yang diterima, longsor menyebabkan sebuah mobil terjun ke dalam jurang.

Diketahui, Jalan Tol Bocimi menuju pintu keluar Gerbang Tol (GT) Parungkuda, Kabupaten Sukabumi yang longsor tersebut belum genap satu tahun pasca diresmikan oleh Presiden Jokowi, 4 Agustus 2023 lalu.

Baca Juga: DBMPR Jabar Optimis Jalan Provinsi Bakal Mulus Tak Berlubang pada H-5 Lebaran 2024

Jalan Tol Bocimi terdiri dari empat seksi dengan total panjang 53,6 kilometer, yang menghubungkan Kota Bogor dan Kabupaten Bogor dengan Kota Sukabumi dan Kabupaten Sukabumi.

Seksi 1 Ciawi-Cigombong sudah beroperasi sejak Desember 2018, kemudian Seksi 2 Cigombong-Cibadak telah diresmikan Presiden Jokowi pada Agustus 2023.

Presiden Joko Widodo dalam peresmian ruas jalan tol Bocimi seksi Cigombong-Cibadak, Jumat, 4 Agustus 2023.

Baca Juga: Jokowi Resmikan Tol Bocimi Seksi II Cigombong-Cibadak, Panjang Jalan Capai 11,9 Kilometer

Jalan Tol Bocimi ini merupakan salah satu jalan tol yang dipersiapkan untuk arus mudik Lebaran, selain tol lain di Pulau Jawa.

Kembali pada kejadian longsor di Jalan Tol Bocimi, salah satu netizen lantas mempertanyakan penyebab longsor karena terjadi tanpa ada bencana alam sebelumnya.

Dilansir MapayBandung.com dari ANTARA, Kamis 4 April 2024, Kementerian PUPR mengungkap dugaan kesalahan drainase permukaan jalan pada saat perencanaan konstruksi dapat diidentifikasi lewat empat cara.

Baca Juga: Punya Luas 760,75 km2, Objek Wisata Baru di Sumedang Ini Suguhkan Budaya Ilmiah Masa Kuno

Pertama, jika kemiringan melintang perkerasan jalan tidak memenuhi persyaratan yang telah ditetapkan bagi keperluan drainase permukaan jalan. Maka itu dapat diidentifikasi dari rusaknya permukaan perkerasan jalan yang retak-retak.

Akibat adanya retakan tersebut permukaan jalan menjadi amblas akibat pengaruh air yang meresap ke dalam sehingga tanah dasar atau badan jalan tidak kuat mendukung beban lalu-lintas.

Kedua, jika selokan samping tidak lagi berfungsi dengan baik sesuai tujuannya yaitu yang seharusnya untuk menampung dan membuang air yang berasal dari permukaan jalan dan dari daerah pengaliran sekitarnya.

Selengkapnya pembelajaran dari modul Kementerian PUPR mengenai pemeliharaan drainase jalan dapat diakses lewat laman berikut, KLIK DI SINI.***

 

Editor: Haidar Rais

Tags

Terkini

Terpopuler