Masih Ada yang 'Ngeyel' dan Sebut Covid-19 Itu Politik Hingga Bisnis Bikin Wagub Jabar Geleng Kepala

6 Juli 2021, 14:08 WIB
Wagub Jabar Uu Ruzhanul Ulum saat menyosialisasikan PPKM Darurat kepada tokoh agama, tokoh masyarakat, pimpinan pondok pesantren, dan lembaga keagamaan se-Jabar via konferensi video, Senin, 5 Juli 2021./Foto: Biro Adpim Jabar /

MAPAY BANDUNG - Sebagian masyarakat diketahui masih menganggap Covid-19 itu merupakan akal-akalan dan berkaitan dengan situasi politik.

Bahkan, tak sedikit orang yang menyebut bahwa Covid-19 ini merupakan bisnis untuk kepentingan sekelompok orang tertentu.

Menanggapi hal itu, Wakil Gubernur Jawa Barat Uu Ruzhanul Ulum mengaku heran dengan golongan orang-orang tersebut.

Menurutnya, bahaya Covid-19 ini sudah dibuktikan dengan banyaknya pasien yang dirawat dan bahkan meninggal akibat virus corona.

Baca Juga: Penyebaran Covid-19 Tinggi, Wagub Uu Imbau Warga Patuhi Aturan PPKM Darurat

Sehingga ia menampik bahwa Covid-19 diciptakan untuk kepentingan segelintir orang saja.

"Saat ini kita sudah menyaksikan banyaknya pasien dan banyaknya yang meninggal karena terpapar virus Covid-19. Namun saya heran masih banyak yang tidak percaya dengan Covid-19 ini, saya menghimbau kepada masyarakat yang masih ngeyel terhadap situasi seperti ini dimohon kesadaran untuk mengikuti aturan," ucapnya dalam istagram pribadinya @ruzhanul, Senin 5 Juli 2021.

Ia pun mengajak orang yang masih tak percaya Covid-19 untuk mematuhi aturan yang berlaku, khususnya saat ini PPKM Darurat.

Uu pun menyebut bahwa keputusan yang diambil pemerintah pasti mementingkan warganya.

Baca Juga: Daftar 5 Fobia 'Aneh' yang Beneran Ada, Kamu Fobia Salah Satunya?

"Ingat tidak ada keputusan pemerintah kecuali untuk kemaslahatann umat," tegasnya.

Untuk itu, kebersamaan melawan Covid-19 ini menjadi penting dilakukan.

"Oleh karena itu dengan penuh rasa hormat kepada seluruh masyarakat Jawa Barat tanapa menyalahkan siapapun harus ada kebersamaan untuk memutus mata rantai penyebaran Covid-19 mari kita ikutan peraturan pemerintah," jelasnya.***

Editor: Haidar Rais

Tags

Terkini

Terpopuler