Network
MAPAY BANDUNG – Kasus Covid-19 di Belanda mengalami peningkatan yang sangat signifikan.
Pasalnya, dalam 24 jam terakhir infeksi baru akibat Covid-19 meroket hingga 16.300 kasus per hari.
Gelombang Covid-19 ini tentu berimbas pada layanan rumah sakit di negara yang berpenduduk sebesar 17,5 juta tersebut.
Bahkan, para petinggi rumah sakit telah memutuskan untuk mengurangi akses pelayanan bagi pasien dengan jenis penyakit lain, hanya untuk melayani Covid-19.
Baca Juga: Para Ibu Harus Tahu! Makanan Ini Bisa Tingkatkan Kecerdasan Anak Kata dr. Zaidul Akbar
Baca Juga: Misteri Tumbal Pesugihan Kandang Bubrah, Harus Renovasi Rumah Terus-Menerus
Derasnya gelombang Covid-19 ini memicu kekhawatiran yang luar biasa dari masyarakat maupun pemerintah.
Alhasil, pemerintah mengambil keputusan cepat untuk merespon peningkatan kasus Covid-19.
Seorang penyair radio NOS, salah satu kantor penyiaran di Belanda, menyebut jika tindakan lockdown ini merupakan yang pertama sejak beberapa waktu lalu.
“Ini adalah yang pertama terjadi di Eropa Barat. Terakhir suatu negara mengambil tindakan lockdown terjadi pada musim panas tahun lalu,” ujar Sang Penyiar, dikutip MapayBandung.com dari situs Reuters, Jumat 12 November 2021.
Baca Juga: Mulai Sekarang Hindari Konsumsi Makanan Ini Agar Uban Tidak Tumbuh Kata dr. Zaidul Akbar
Baca Juga: Cuma Gegara Makan Malam Doang, Kamu Bisa Didatangi Makhluk Halus Loh, Begini Penjelasannya
Belum jelas perkembangan terbaru mengenai sistem lockdown yang akan diterapkan di Belanda.
Meskipun para petinggi negara telah memutuskan, jika mereka akan menutup seluruh aktivitas selama 3 minggu.
Namun, kabinet sementara Perdana Menteri Mark Rutte akan mengumumkan keputusan terbarunya pada jam 6 sore, waktu setempat.
Menyikapi keputusan ini, masyarakat diharapkan untuk bersiap-siap dan memastikan segala kebutuhan logistik aman terkendali.
Sebab, bar dan restoran akan tutup untuk waktu yang cukup lama.***
