MAPAY BANDUNG - Sejak invasi militer pada 24 Februari lalu, militer Rusia telah menghancurkan berbagai kantong militer Ukraina.
Terbaru, militer Rusia kembali menghujani Luhansk Timur, sebuah wilayah yang membatasi Ukraina dan Rusia.
Namun menurut Gubernur Luhansk Serhiy Gaidai, serangan tersebut justru menyasar penduduk sipil.
Tercatat 59 warga sipil Ukraina telah tewas di wilayah tersebut sejak dimulainya konflik kedua negara.
Bahkan beberapa pihak menyatakan jika pasukan Vladimir Putin juga merusak daerah permukiman.
Hal ini tentu menimbulkan kekhawatiran di dalam benak Serhiy.
Baca Juga: Perut Bermasalah Bikin Mual, Kembung, dan Begah, Atasi dengan Detox Perut ala dr. Zaidul Akbar Ini
Ia mengatakan jika semua pihak berada di bawah ancaman dalam situsi seperti ini.
“Tidak ada satu komunitas pun yang tidak terancam," ujarnya, dikutip MapayBandung.com dari Reuters, Jumat 18 Maret 2022.
Serhiy juga menyatakan jika kota-kota lain seperti Severodonetsk, Rubizhne dan Popasna juga berada dalam risiko tinggi.
Baca Juga: Imunitas Auto Meningkat, Cukup Konsumsi Minuman Segar Ini, Salahsatunya Cincau Kata dr. Zaidul Akbar
Sebetulnya Serhiy tak ingin penduduknya terhimpit ditengah konflik berkepanjangan.
Ia berusaha mengevakuasi para penduduk sipil, namun selalu terkendala oleh serangan sporadis dari kedua belah pihak.
“Serangan rudal menyulitkan proses evakuasi warga sipil dari kota-kota dan desa-desa yang terdampak,” pungkasnya.***