Asal-usul Nama Dayeuhkolot, Kawasan Rawan Banjir di Kabupaten Bandung

- 22 Februari 2024, 20:30 WIB
Anak-anak bermain di genangan air banjir di Kampung Bojong Asih, Desa/Kecamatan Dayeuhkolot, Kabupaten Bandung, Minggu, 14 Januari 2024.
Anak-anak bermain di genangan air banjir di Kampung Bojong Asih, Desa/Kecamatan Dayeuhkolot, Kabupaten Bandung, Minggu, 14 Januari 2024. /Pikiran Rakyat/Hendro Susilo/

DAYEUHKOLOT, MAPAYBANDUNG.COM - Dayeuhkolot adalah salah satu kawasan rawan banjir yang ada di Kabupaten Bandung. Dayeuhkolot merupakan kecamatan yang terdiri dari 6 desa/kelurahan yaitu Cangkuang Wetan, Cangkuang Kulon, Pasawahan, Citeureup, Dayeuhkolot, dan Sukapura.

Dayeuhkolot berbatasan dengan Kota Bandung di sebelah utara yaitu Kecamatan Bandung Kidul dan Bojongloa Kidul, kemudian berbatasan dengan Kecamatan Bojongsoang di sebelah timur, dengan Kecamatan Baleendah di selatan, serta dengan Kecamatan Margahayu di sebelah barat.

Dayeuhkolot masuk daerah rawan banjir di Bandung. Bersama dengan Baleendah, kecamatan ini menjadi daerah siaga bila musim penghujan tiba. Kajian karakter DAS Citarum (2011) mendapatkan bahwa 94% (sekitar 879,8 ha) wilayah Dayeuhkolot berpotensi terkena banjir setiap tahun.

Baca Juga: 14 Ucapan Meminta Maaf Menyambut Malam Nisfu Syaban 2024, Cocok Dibagikan Lewat WA untuk Jaga Silaturahmi

Wilayah ini termasuk DAS Citarum bagian hulu. Karena letak geografis Dayeuhkolot dan Baleendah yang berbatasan dengan Kota Bandung, maka dapat dipastikan jalur transportasi dari dan ke Kota Bandung yang padat pun terputus selama banjir dan melumpuhkan kegiatan ekonomi masyarakat. Hal inilah yang menjadi masalah bersama pemerintah Kabupaten dan Kota Bandung.

Asal-usul nama Dayeuhkolot

Dikutip MapayBandung.com dari ppid.bandungkab.go.id pada Kamis 22 Februari 2024, Dayeuhkolot dahulunya bernama Karapyak. Karapyak sendiri memiliki arti yaitu rakit penyeberangan yang dibuat dari batang-batang bambu.

Sampai tahun 1810, Karapyak adalah tempat kedudukan para Bupati Bandung. Bupati Bandung saat itu adalah R.A. Wiranatakusumah II yang menjabat dari tahun 1794 sampai 1829.

Gubernur Jenderal Hindia Belanda Daendels kemudian memerintahkan pemindahan pendopo kabupaten dari Karapyak ke tepi Sungai Cikapundung, dengan alasan daerah berprospek lebih untuk dikembangkan.

Baca Juga: Dampak Tornado Rancaekek, 21 Karyawan Kahatex Luka-luka, 2.500 Lainnya Tak Bisa Masuk Kerja

Halaman:

Editor: Rian Firmansyah


Tags

Artikel Pilihan

Terkait

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah

x