Saksi Mata Ungkap Penampakan Ganjil Langit Rancaekek Sebelum Bencana Puting Beliung, Pantas Pesawat Menghindar

- 22 Februari 2024, 09:45 WIB
Saksi mata menunggah penampakan awan cumulonimbus sebelum fenomena angin puting beliung di Rancaeke
Saksi mata menunggah penampakan awan cumulonimbus sebelum fenomena angin puting beliung di Rancaeke /Ankit Bhattacharjee/Pexels

 

BRAGA, MAPAY BANDUNG - Saksi mata sempat mengunggah foto di dalam pesawat, beberapa jam sebelum angin puting beliung di menerjang Rancaekek, Kabupaten Bandung.

Penumpang pesawat membagikan keganjilan saat pesawat yang ditumpangi dari Yogyakarta International Airport (YIA) menuju Jakarta, Ia melihat keganjilan di atas langit Rancaekek pada Rabu 21 Februari 2024 siang hari.

Dari jepretan foto yang diunggah ke akun media sosial X, nampak gumpalan awan Cumulunimbus terlihat berkumpul di satu titik saja. Hal ini menjadi tanda tanya besar, karena fenomena ini biasanya terjadi bukan di wilayah katulistiwa.

Baca Juga: Berkaca pada Rancaekek, BMKG Ungkap 3 Imbauan kepada Warga Bandung untuk Waspada Bencana Angin Puting Beliung

“Tadi waktu flight dari YIA-CGK melihat ada awan Cumulonimbus (CB) yang besar banget di atas wilayah Jabar,” tulis akun X YKnanda.

Melihat keganjilan tersebut, pilot membelokkan pesawat untuk menghindari gumpalan awan Cumulonimbus agar tidak terjadi turbulensi.

“Pilot sempat membelokkan pesawat sedikit ke kanan untuk menghindari awan tersebut, ternyata dibawahnya sedang terjadi puting beliung di Rancaekek,” sambungnya.

Penampakan sebelum musibah puting beliung di Rancaekek Bandung
Penampakan sebelum musibah puting beliung di Rancaekek Bandung X

Baca Juga: Bukan Puting Beliung, BRIN Sebut Rancaekek Diterjang Tornado Pertama di Indonesia

Tanggapan BRIN soal fenomena langka Puting Beliung di Rancaekek

Seperti diketahui sebelumnya angin puting beliung telah melanda wilayah Rancaekek, Bandung pada Rabu sore 21 Februari 2024 sekitar pukul 16:00.

Hal tersebut patut diwaspadai bagi masyarakat yang tinggal di wilayah katulistiwa. Badan Riset dan Inovasi Nasional (BRIN) mencatat bahwa fenomena badai ini tidak jauh berbeda dengan tornado yang terjadi di Amerika Serikat.

Hal lini menarik untuk dipelajari karena terjadi sebuah pola cuaca ganjil yang tidak biasa di Indonesia.

Baca Juga: UPDATE Data Sementara Korban Angin Puting Beliung Rancaekek: 29 Orang Luka-luka, Tak Ada Korban Jiwa

Peneliti BRIN, Erma Yulihastin, mengungkap struktur tornado Rancaekek memiliki kemiripan 99 persen dengan tornado yang biasa terjadi di belahan bumi utara seperti Amerika Serikat

Penyataan tentu menimbulkan tanda tanya besar pasalnya angin tornado sangat jarang terjadi di wilayah katulistiwa.

Erma juga memberikan penjelasan tentang perbedaan antara tornado dan puting beliung, yang sering kali disalahartikan sebagai satu hal yang sama.

Baca Juga: Pj Gubernur Jabar Pastikan Tak Ada Korban Jiwa Pasca Bencana Angin Puting Beliung di Rancaekek

Menurutnya tornado memiliki kecepatan angin yang jauh lebih tinggi dibandingkan puting beliung. Tornado bisa mencapai kecepatan hingga 70 kilometer per jam, sedangkan puting beliung hanya mencapai 56 kilometer per jam.

Selain itu, radius dampak dari tornado juga jauh lebih luas daripada puting beliung. Terlihat dari data di lapangan yang menyebut 2 kawasan di Bandung Timur terkena dampak angin ini yaitu Rancaekek dan Jatinanangor.

Fenomena langka ini menjadi pelajaran berharga bagi masyarakat setempat dan pemerintah dalam menghadapi bencana alam yang tak terduga.

Terlebih lagi pemahaman yang lebih baik tentang fenomena cuaca ekstrim seperti tornado juga perlu diperluas agar masyarakat dapat lebih siap menghadapinya kejadian serupa di masa mendatang.***

Editor: Asep Yusuf Anshori


Tags

Artikel Pilihan

Terkait

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah

x